Bak Kota Mati di China Gegara Virus Corona

Round-Up

Bak Kota Mati di China Gegara Virus Corona

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 24 Jan 2020 22:00 WIB
Foto: AFP/STR
Wuhan -

Penularan virus Corona baru atau Coronavirus terus meningkat di China. Virus mematikan ini menyebabkan China bak kota mati.

Otoritas China menutup atau mengisolasi dua kota besar di sebuah provinsi yang menjadi pusat wabah virus mematikan ini. Dengan penutupan ini, pesawat dan kereta api dilarang meninggalkan kedua kota tersebut dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/1/2020), warga di Wuhan, kota pelabuhan besar di provinsi Hubei dengan populasi sekitar 11 juta jiwa itu diperintahkan untuk tidak meninggalkan kota tersebut tanpa alasan khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi sepinya Kota Wuhan di China yang diisolasi akibat virus corona.Kondisi sepinya Kota Wuhan di China yang diisolasi akibat virus corona. (Foto: dok. Tangkapan Layar Video Youtube Rio Alfi)

Perintah itu didukung dengan penutupan transportasi. Kereta dan pesawat yang keluar dari Wuhan tak beroperasi hingga waktu yang belum ditentukan. Jalan-jalan tol menuju keluar kota juga telah ditutup. Tidak hanya itu, semua gedung bioskop, pasar pusat dan warnet akan ditutup.

Untuk diketahui, virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, di mana pasar hewan hidup dan ikan telah diidentifikasi sebagai asal-muasal wabah ini. Sejauh ini, virus corona telah menewaskan 26 orang di China.

ADVERTISEMENT

Kekhawatiran virus corona membuat pemerintah China menambah empat kota lagi ke dalam daftar larangan transportasi publik. Larangan ini membatasi pergerakan sekitar 41 juta orang di 13 kota.

Kondisi sepinya Kota Wuhan di China yang diisolasi akibat virus corona.Kondisi sepinya Kota Wuhan di China yang diisolasi akibat virus corona. (Foto: dok. Tangkapan Layar Video Youtube Rio Alfi)

Para pejabat di kota Xianning, Xiaogan, Enshi, dan Zhijiang--semuanya berlokasi di provinsi Hubei, tempat virus ini pertama kali muncul- menyatakan layanan transportasi umum termasuk bus dan stasiun kereta akan ditutup.

Keempat kota itu menambah panjang daftar kota-kota yang menerapkan pembatasan bepergian sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran wabah virus corona baru yang telah menjangkiti lebih dari 800 orang.

Di kota Wuhan, kereta dan pesawat dilarang meninggalkan Wuhan sejak Kamis (23/1). Otoritas Jingzhou, Huangshi juga menutup rute transportasi publik. Kota-kota lain yang masuk dalam daftar larangan transportasi mencakup Xiantao, Chibi, Ezhou, Huanggang dan Lichuan juga memberlakukan pembatasan transportasi umum.

Kini otoritas China sedang membangun sebuah rumah sakit yang didedikasikan untuk merawat pasien virus corona baru. Pemerintah kota Wuhan menyatakan pihaknya sedang membangun sebuah rumah sakit dengan kapasitas 1.000 ranjang.

Rumah sakit ini akan dibangun di atas tanah seluas 25 ribu meter persegi dan dijadwalkan akan selesai dibangun pada 3 Februari mendatang. Mesin-mesin konstruksi, termasuk 35 mesin penggali dan 10 buldoser, telah tiba di lokasi itu sejak Kamis (23/1) malam waktu setempat.

"Pembangunan proyek ini untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang sudah ada. Karena ini akan menjadi gedung-gedung prefabricated, ini tidak hanya akan dibangun dengan cepat tapi juga tidak memakan banyak biaya," sebut laporan Changjiang Daily.

Warga China Pakai Masker untuk Antisipasi Virus CoronaWarga China Pakai Masker untuk Antisipasi Virus Corona. (Foto: AP Photo)

Pembangunan rumah sakit baru di Wuhan ini mengikuti pengalaman tahun 2003, saat negara itu berjuang memerangi wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Sebanyak 774 orang tewas akibat epidemi SARS, yang saat itu menyebar hingga ke nyaris 30 negara.

Pada saat itu, China membangun rumah sakit Xiaotangshan hanya dalam waktu satu minggu. Dalam kurun waktu dua bulan, rumah sakit itu merawat satu sepertujuh dari seluruh pasien SARS di China.

Virus mematikan ini akhirnya membuat dua kota paling penting di China, Beijing dan Shanghai, menetapkan level darurat tertinggi menghadapi virus corona.

Dilaporkan televisi nasional China, CGTN dan dilansir CNN, Jumat (24/1/2020), ibu kota Beijing dan Shanghai telah menetapkan respons darurat level 1, yang merupakan level tertinggi untuk darurat kesehatan publik di China.

Ada 29 kasus virus corona yang terkonfirmasi di Beijing hingga Jumat (24/1) sore waktu setempat. Sedangkan di Shanghai dikonfirmasi ada lebih dari 20 kasus virus corona yang sedang ditangani.

Penetapan respons darurat level 1 untuk wilayah Beijing dan Shanghai menjadi penting karena keduanya merupakan kota terpenting di China. Sementara itu, Provinsi Hubei, telah terlebih dulu menetapkan respons darurat level 1 pada Jumat (24/1) pagi. Kota Wuhan dan Huanggang, dua-duanya di Provinsi Hubei, diisolasi total untuk mengendalikan penyebaran virus yang memicu gangguan pernapasan ini.

Halaman 2 dari 2
(idn/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads