Semarang - Untuk pertama kalinya setelah sepekan ditangkap polisi, 'Raja' Keraton Agung Sejagat (KAS) Toto Santoso muncul dan berbicara ke publik untuk meminta maaf. Selain itu, penyidikan polisi menemukan sempat ada aliran dana Rp 1,4 miliar ke rekening Toto.
Toto meminta maaf kepada pengikut dan masyarakat luas di hadapan wartawan didampingi kuasa hukumnya pada Selasa (21/1). Ia mengaku kerajaannya fiktif, termasuk janji yang diberikan kepada pengikut.
"Saya mohon maaf, satu, Keraton Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif," kata Toto di ruang Dirkrimum Polda Jateng, Semarang, Selasa (21/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membuat janji dengan pengikut saya juga fiktif, ketiga, membuat resah masyarakat khususnya masyarakat Purworejo dan masyarakat pada umumnya, terima kasih," imbuhnya.
Saat ditanya wartawan, Toto juga mengakui tidak ada hubungan dengan kerajaan atau keraton mana pun. Ia menyebut permintaan maaf tersebut juga mewakili tersangka Fanni Aminadia atau 'Ratu' Keraton Agung Sejagat.
"Kami tidak ada hubungan dengan keraton mana pun, sudah dijelaskan Keraton Agung Sejagat itu fiktif," tegasnya.
Berbagai pertanyaan dilontarkan wartawan, namun Toto enggan menjawab karena menurutnya masuk materi penyidikan.
"Saya rasa untuk selanjutnya saya serahkan kepada proses hukum yang berjalan, saya tidak mau berkomentar banyak saat ini. Saya menyesal," pungkasnya.
Proses penyidikan masih terus berlangsung. Toto dan Fanni dimintai keterangan setiap hari. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Budi Haryanto mengatakan dalam proses penyidikan diketahui ada aliran uang Rp 1,4 miliar ke rekening bank milik Toto.
"Saya lihat tanggal 13 Desember ada uang masuk sekitar Rp 1,4 M. Kalau soal itu dia (Toto) agak alot (saat dimintai keterangan). Jadi masuk langsung ambil," kata Budi.
Polisi belum mengungkapkan dari mana uang tersebut berasal. Budi menegaskan pihaknya masih mendalami hal itu. Namun Budi memastikan aliran dana itu tidak ada hubungannya dengan kabar Toto memiliki utang Rp 1,3 miliar di Jakarta.
"Sampai sekarang yang merasa diutangi belum ke kami. Kan misal punya utang bank di Jakarta, kan tahu dia di sini, harusnya ke sini. Utangnya kan lama, yang ini tanggal 13 Desember, utang sudah tahun berapa itu," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan, dari hasil keterangan psikolog yang melakukan pemeriksaan terhadap Toto dan Fanni, hasilnya Toto penuh dengan imajinasi, sedangkan Fanni penuh pesona tapi terindikasi licik dan impulsif.
"Dari penelusuran mereka, Toto ini tidak lebih pandai dari Fanni. Saudara Toto ini penuh imajinasi, berkhayal tingkat tinggi," kata Iskandar.
"Fanni ini penuh pesona, menutupi, impulsif, licik, dan penuh keraguan," jelasnya.
Terkait apakah ada indikasi gangguan jiwa, Iskandar menegaskan tidak ada. Keduanya mendirikan kerajaan dan mengumpulkan uang dengan penuh kesadaran.
"Dia tidak terlihat gangguan kejiwaan. Ini dia dirikan kerajaan bertahun-tahun, mengumpulkan orang, mengumpulkan dana sekian banyak, ini orang normal, orang sehat. Dari psikiater (mengatakan) memang punya imajinasi tinggi," tandas Iskandar.
Untuk diketahui, Toto dan Fanni dijerat pasal penipuan dan membuat onar dengan Keraton Agung Sejagat buatannya. Ia dianggap mengharuskan pengikutnya setor uang dengan janji jabatan dan gaji besar dalam dolar AS.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini