Kepala Kantor Kemenag Kota Bandung Yusuf Umar mengatakan wacana ini dimunculkan berkaitan dengan hasil studi banding yang dilakukan oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Berdasarkan hal itu, Menag ingin agar khotbah di masjid menggunakan teks dari pemerintah.
Kemenag Bandung menindaklanjuti dengan berwacana mengatur teks khotbah di masjid Kota Bandung. Kemenag akan bertemu dengan Wali Kota Bandung untuk meminta restu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila wacana itu direalisasikan, Yusuf mengatakan nantinya teks khotbah akan disusun oleh Kemenag. Namun, teks itu tak langsung diberikan kepada para khotib. Teks akan melewati proses editing oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Jadi nanti teknisnya dari Kementerian Agama menyiapkan (teks khutbah), yang nyusun orang-orang Kemenag, tapi dieditnya nanti sama MUI," tuturnya.
Yusuf menyatakan wacana ini dilakukan guna mencegah adanya paham radikalisme menyebar di masjid. Sehingga, pemerintah menyiapkan teks yang isinya tentang kemajemukan umat Islam.
"Karena pada prinsipnya kita ingin negara dan bangsa ini akan nyaman dan jauh dari radikalisme di Kota Bandung itu," ujarnya.
"(Teksnya) Ya seputar kebangsaan saja, keumatan dan bisa memberikan kesejukan umat itu. Tentang persatuan dan kesatuan, ya untuk kemaslahatan saja," kata Yusuf menambahkan. (dir/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini