"Asman pernah menjadi menteri, tentunya Asman ini orang baik jadinya jangan diremehkan Asman sebagai kuda hitam, bisa jadi nanti Zulhas dan Mulfachri tidak bisa menjadi ketum. Tapi yang penting bagi PAN jangan diberikan peluang intervensi eksternal. Oleh karena itu kompetensi kompensasi dalam memilih ketum baru ini seharusnya tidak harus membuat PAN itu tidak solid. Jadi internal PAN tidak terkoyak karena adanya kompetisi kompensasi tersebut," ungkap Siti saat dihubungi detikcom, Senin (20/1/2020).
Terkait dengan Kongres PAN, Siti Zuhro memberikan pandangannya tersendiri terhadap bursa Calon Ketua Umum Partai PAN dengan menyebutnya sebagai kompetisi kompensasi. Bursa Caketum di PAN sendiri diperebutkan oleh incumbent Zulkifli Hasan, Asman Abnur yang didukung Hatta Rajasa dan juga Mulfachri yang didukung oleh Amien Rais.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang, ketua umum partai yang tadi itu hanya fokus kepada partai saja, bagaimana membawa institusi ini menjadi institusi yang maju dan berhasil. Bagaimana merekrut kader partai yang diprediksikan dapat memenangkan konstituen dan memenangkan pemilih. Nah ini yang dibutuhkan oleh PAN, memberikan benchmarking yang kuat dan sesuai dengan referensi pemilih," ujarnya
Dirinya mengatakan bahwa masing-masing caketum untuk kursi ketum PAN memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tinggal bagaimana para pemilih dalam hal ini DPD melihat siapa yang memiliki kekurangan lebih sedikit.
"Tapi yakinkan nyambung antara bagaimana menimbulkan animo masyarakat terhadap PAN dengan munculnya sosok ketum bagi PAN. boleh dipikirkan itu bagaimana menyambungkan hal tersebut. Di internal PAN dirinya di idolakan, lalu di luar (masyarakat) memang cukup membuat publik mengapresiasi atau mengagumi juga," tutur dia.
"Nah itu perlu, karena apakah nanti apakah sosok yang dihasilkan di kongres itu akan mampu mendongkrak suara PAN di pemilu legislatif 2024. Itu pertanyaan yang serius karena ambang batasnya akan dinaikkan, jangan sampai PAN nanti terlempar dari DPR," tambahnya.
Siti juga menilai Partai PAN harus melakukan rebranding, hal ini harus dilakukan agar Partai PAN tidak akan stagnan dan terlempar dari bursa caleg di pemilu tahun 2024. PAN juga harus bisa mengantisipasi perubahan untuk mengikuti rebranding tersebut.
"Yang harus diantisipasi adalah perubahan, karena kalau kesinambungan tidak ada masalah, karena jualannya sama. Ibaratnya partai politik itu jualan, jadi kalau setiap saat jualannya tidak rebranding kan orang bisa bosan. Begitu juga partai politik, untuk 2024 dibaca kecenderungan pemilih, baik itu pemilih khususnya orang muda maupun pemilih-pemilih yang swing voters kecenderungan mereka itu apa," pungkasnya.
Simak Video "Bermodal Eks Menteri Jokowi, Asman Abnur Maju Caketum PAN"
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini