Sederet Cerita Raja-Ratu Keraton Agung Sejagat yang Ternyata Halu

Round-Up

Sederet Cerita Raja-Ratu Keraton Agung Sejagat yang Ternyata Halu

Tim detikcom - detikNews
Senin, 20 Jan 2020 16:36 WIB
Raja-Ratu Keraton Agung Sejagat Toto Santoso dan Fanni Aminadia (dok. Istimewa)
Semarang - Tersangka kasus penipuan berkedok Keraton Agung Sejagat, Toto Santosa (42) dan Fanni Aminadia (41) akhirnya mengakui dirinya berimajinasi atau yang ngetren disebut 'halu'. Segala pengakuan soal wangsit untuk mendirikan kerajaan pun diakui hanya khayalan semata.

"Sudah mengaku bersalah dan yang dikatakan dapat wangsit itu hanya khayalan dia," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/1/2020).

Pemeriksaan Toto dan Fanni pun masih terus dilakukan sampah hari ini. Meski keduanya sudah mengaku sebatas berkhayal, polisi tetap memanggil psikolog.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ahli psikologi tetap akan dipanggil, akan dilihat kondisinya," ujarnya.


Sebelumnya, kedua pasangan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat ini mengklaim mendapatkan wangsit untuk membangun keraton Mataram II di Kecamatan Bayan, Purworejo. Bahkan, 'Raja' Toto juga memahat batu yang diklaim sebagai prasasti dan memberi nama 'Prasasti Ibu Bumi Mataram II'.

Batu yang diletakkan di halaman belakang Keraton Agung Sejagat Purworejo itu pun sampai disembah dan diberi sesaji karena diyakini prasasti peninggalan. Belakangan diketahui motif pahatan dari batu 'prasasti' itu didapatkan Toto dari internet.

"Dari mana gambarnya? Dapat dari Google. Dibuat seakan temuan bersejarah," tutur Sutisna.



Simak Juga Video "Usai Kerajaan Agung Sejagat, Kesultanan Selaco di Tasik Ramai Dibahas"

[Gambas:Video 20detik]



Klaim Toto sebagai keturunan Mataram atau Majapahit dipastikan juga halusinasi. Tim ahli sejarah bahkan sudah didatangkan untuk mendalami hal tersebut.

"Kemarin kan berbelit, mengaku dapat wangsit dan keturunan kerajaan, padahal tidak ada sama sekali keturunan kerajaan, sudah kita cek ahli sejarah dan budaya, tidak ada keturunan raja Mataram atau Majapahit, dia sudah akui kalau mengada-ada," jelasnya.


Hal senada juga disampaikan 'Ratu' Fanni. Fanni mengaku mendapat wangsit dan dipercaya menjadi penjaga perdamaian dunia.

"Kalau FA (Fanni Aminadia) ini masih merasa bahwa dia memang mendapatkan amanah, mendapatkan wangsit untuk menjaga perdamaian dunia," Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel di rumah dinasnya di Jl Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (17/1).

Dari khayalannya mendapat wangsit itu, keduanya lalu menggelar pengukuhan sebagai raja dan ratu di bawah guyuran embus es di Dieng. Kegiatan ritual dan doa bersama itu dilakukan Juli 2019 lalu.


Dengan baju kebesarannya, Toto bersama pengikutnya menggelar pengukuhan doa bersama di kompleks Candi Arjuna, Dieng. Acaranya digelar malam hari, mulai pukul 19.00 WIB hingga 02.00 WIB dini hari.

Sebelum menuju ke kompleks candi, mereka menyucikan diri terlebih dahulu di Tuk Bimalukar. Dari Tuk Bimalukar, mereka berjalan menuju kompleks candi dengan iringan drumband.


Perjalanan halu itupun dilanjutkan dengan deklarasi berdirinya Keraton Agung Sejagat pada Kamis (9/1) lalu. Peresmian ini ditandai dengan peresmian batu prasasti yang ukirannya dicomot dari internet.

Mereka lalu mengenalkan kehadiran Keraton Agung Sejagat 'Raja' Toto dan 'Ratu' Fanni dengan melakukan kirab pada Jumat (10/1). Raja dan ratu berkuda bersama iring-iringan para pengikut atau penggawanya. Rupanya desain kostum Keraton Agung Sejagat ini juga ide dari sang ratu Fanni.


Kini keduanya masih terus diperiksa terkait penipuan dan perbuatan onar. Mereka menarik uang dari sejumlah orang dengan modus menjadikan mereka pengikut yang akan mendapat gaji dan jabatan.

Polisi masih mendalami modus Toto dan Fanni. Sejauh ini polisi telah mengungkap Keraton Agung Sejagat tak hanya ada di Purworejo tapi juga di Klaten, Yogyakarta, hingga Lampung.
Halaman 2 dari 3
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads