Pihak Rumah Makan Malau Napinadar Sidikalang angkat bicara soal video viral tersebut. Pemilik restoran, Lambok Roy Marteen Malau, mengatakan peristiwa pelanggan memprotes itu terjadi pada Kamis (2/1) lalu.
"Itu suasana Natal dan tahun baru. Pesanan ayam tinggi saat itu. Jadi harga ayam kampung hidup saat itu Rp 150 ribu per ekor. Terutama, yang menyebabkan itu kan, kita sebagai pengusaha rumah makan, harga ayam hidup mau tidak mau kita beli karena tidak ada supplier lain," kata Lambok saat dihubungi, Senin (20/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lambok menambahkan saat itu ayam jadi pilihan utama karena Sumut sedang dilanda wabah kolera babi. Kondisi ini membuat pedagang ayam menaikkan harga.
"Situasi kedua, saat itu sedang ramai kolera babi. Semua orang tadi tak mau makan babi. Jadi pedagang ayam pun memanfaatkan harga," ujar dia.
Lambok menjelaskan ayam yang dijual di restorannya pun memiliki cara khas untuk penyajian. Dia mengatakan ada bumbu khusus, cara memasak yang khas, dan sop yang disajikan.
"Kalau di acara yang di video itu kan suasana lagi ramai. Kenapa cuma dia yang komplain?" tuturnya.
Dia mengatakan pada suasana Natal dan tahun baru, harga normal makanan di restorannya hanya Rp 40.000. Pelanggan sudah mendapatkan nasi, ayam sepotong, sop ayam, dan minuman.
Tonton juga Kerap Bermain Gim Online, Ayah Sekap Anaknya di Kandang Ayam :
Sementara itu, pelanggan yang memprotes tersebut memesan dua ekor ayam serta mendapatkan nasi, sop, dan minuman. Namun, dia mengatakan saat ini harga sudah kembali normal.
"Misal mereka minta makan per potong dengan sop, satu orang cuma kena Rp 40.000. Itu harga Natal dan tahun baru. Tapi mereka datang bersama 10 orang. Ada di bon mereka harga satu ekor ayam Rp 350 ribu. Ditambah nasi, sop, minuman mereka," ujar Lambok.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini