Saat berhenti bersekolah, dia lebih banyak membantu ayahnya mengurus usaha bengkel las. Dari situ kemudian Chaerul kecil akrab dengan mesin.
"Chaerul berhenti sekolah karena tidak ada biaya dia selalu membantu saya di bengkel," ungkap ayah Chaerul, La Bangnga, saat diwawancara detikcom, Minggu (17/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Bangnga membeberkan, di antara beberapa anak laki-lakinya, semua memiliki kelebihan di bidang otomotif (ahli mesin). Namun Chaerul-lah yang paling kreatif dalam memodifikasi mesin.
"Umur 3 tahun itu dia sudah bisa memperbaiki sepedanya sendiri, pas umur 4 tahun dia sudah bisa memperbaiki rantai motor yang longgar," ungkapnya.
Chaerul dari dulu memang senang terhadap pesawat. Ia sering nonton YouTube dan mempelajari segala hal berkaitan dengan pesawat. Dari situ Chaerul kemudian mencoba merakit pesawat sendiri menggunakan mesin motor Kawasaki Ninja RR 150 CC miliknya. Dalam proses perakitan, ayah Chaerul kerap memberikan dorongan serta usulan dalam menyelesaikan pesawat tersebut dengan sempurna.
"Bangga sekali karena seluruh dunia tidak ada yang begini, menggunakan bahan bekas, bahan bakar premium, mesin kecil dan baling-baling kayu ternyata bisa terbang," katanya.
Ayahnya berharap Chaerul dapat senantiasa mengembangkan keativitasnya dan bisa membanggakan keluarga.
"Semoga dia bisa membuat pesawat yang lebih bagus lagi nantinya," harapnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini