"Di balik tragedi mengerikan seperti ini, ada banyak pertanyaan. Keluarga-keluarga (korban) menginginkan jawaban, komunitas internasional menginginkan jawaban, dunia menunggu jawabannya dan kami tidak akan diam hingga kami mendapatkan jawaban," tegas Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne, dalam pernyataannya, Seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2020).
Dalam peristiwa ini, Iran sempat menolak kecurigaan bahwa pesawat tersebut jatuh karena tertembak. Namun akhirnya militer Iran mengakui kesalahan dan menjelaskan pihaknya tak sengaja menembak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iran menjelaskan saat itu kondisi sedang siaga tinggi usai serangan rudalnya ke pangkalan militer di Irak yang menjadi markas pasukan AS. Serangan rudal Irak tersebut sebagai pembalasan atas tewasnya Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, akibat serangan Amerika Serikat (AS).
Kembali ke Champagne, desakannya terhadap Iran disampaikan setelah mengikuti pembicaraan dengan para Menlu dari negara-negara yang warganya menjadi korban insiden tersebut. Diketahui bahwa para korban tewas dalam insiden tragis yang terjadi 8 Januari itu berasal dari tujuh negara, yakni Iran, Kanada, Swedia, Afghanistan, Ukraina, Inggris dan Jerman.
Menyikapi insiden ini, para menteri luar negeri (menlu) dari lima negara di antaranya menggelar pertemuan di Inggris, pada Kamis (16/1) kemarin. Mereka kemudian merilis lima poin kerja sama dengan Iran.
Pernyataan gabungan itu menyerukan 'akses penuh dan tanpa hambatan' bagi para pejabat asing ke dan di dalam wilayah Iran. Kelima negara itu juga menyerukan digelarnya 'penyelidikan internasional menyeluruh, independen dan transparan'.
"Iran harus memikul tanggung jawab penuh atas ditembak jatuhnya penerbangan PS752 dan (mengakui) tugasnya terhadap keluarga korban dan pihak-pihak lainnya -- termasuk soal kompensasi," demikian bunyi pernyataan gabungan kelima negara tersebut.
Tidak hanya itu, mereka juga menyerukan agar pihak-pihak yang bertanggung jawab, diselidiki dalam penyelidikan kriminal independen dan diadili sesuai standar internasional untuk penegakan hukum dan HAM.
![]() |
Champagne pun menekankan keluarga korban membutuhkan kejelasan dan ada kebutuhan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
"Ketika Anda menerima tanggung jawab penuh, akan ada konsekuensi yang muncul. Hari ini bukan saatnya untuk menyalahkan, hari ini adalah saatnya untuk jawaban," ujar Champagne.
Sebelumnya Menteri Transportasi Kanada, Marc Garneau, telah menyampaikan hal senada. Garneau meminta Iran kooperatif untuk memberi akses pejabatannya yang hendak turut menyelidiki tertembaknya pesawat itu dan menegaskan pemerintahnya tak akan berhenti mencari informasi.
"Untuk meminta kerja sama penuh dari otoritas Iran. Kanada tidak akan menerima situasi di mana kita merasa bahwa kita tidak mendapat informasi yang kita cari. Jangan salah, Kanada akan menemukan penyebab sebenarnya dari kejadian ini," ucap Garneau dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Kamis (16/1).
Pada Rabu (15/1) waktu setempat, Garneau juga sempat menyebut tuntutan kompensasi atas warganya yang menjadi korban dalam tragedi itu adalah prioritas utama otoritas Kanada.
"Prioritas utama pada saat ini adalah mendukung keluarga-keluarga dan rekan-rekan dari 57 warga Kanada yang kehilangan nyawanya dalam tragedi ini. Meskipun kita tidak bisa membawa kembali orang-orang tercinta mereka, kita bisa memastikan mereka menerima kompensasi untuk membantu mereka melalui masa sulit ini," ungkap Garneau.
![]() |
Pesawat maskapai Ukraine International Airlines itu ditembak jatuh dua rudal Iran sesaat usai lepas landas dari Teheran pada 8 Januari lalu. Militer Iran telah mengakui tidak sengaja menembak pesawat jenis Boeing 737-800 itu.
Insiden ini terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap dua markas pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak, sebagai balasan atas serangan drone militer AS yang menewaskan Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, pada 3 Januari lalu.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini