Di Akpol, Kalemdiklat Bicara Sulitnya Jadi Pemimpin Berintegritas

Di Akpol, Kalemdiklat Bicara Sulitnya Jadi Pemimpin Berintegritas

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 17 Jan 2020 20:39 WIB
Foto: Dok. Lemdiklat Polri
Jakarta - Kalemdiklat Polri Komjen Arief Sulistyanto mengatakan menjadi pemimpin yang berintegritas bukanlah hal yang mudah. Pemimpin tak cukup bermodalkan pengetahuan, keterampilan dan empati.

"Untuk menjadi pemimpin yang profesional dan berintegritas itu tidak mudah. Dalam proses pendidikan, kami harus melengkapi kalian dengan pengetahuan, dengan keterampilan dan empati. Itupun tidak cukup. Harus dilengkapi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual," kata Arief.


Hal itu disampaikan mantan Kabareskrim ini saat memberi kuliah umum kepada taruna dan taruni di Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sebagaimana dikutiip detikcom dari cuplikan video Lemdiklat Polri, Jumat (17/1/2020). Arief memberikan kuliah umum dengan materi berjudul 'Mempersiapkan Calon Pemimpin Polri Masa Depan yang Profesional dan Berintegritas'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bangga dengan Kapolri (Jenderal Idham Azis) yang dua orang putranya saat ini taruna dan menyerahkan proses pendidikan kepada mekanisme dan aturan yang berlaku di kampus Akpol. Mereka berprestasi dan tetap memacu diri," ungkap Arief.

"Kalau pucuk pimpinan Polri bisa memberikan contoh yang seperti ini, harusnya yang lain bisa lebih dari itu," imbuh dia.



Arief kemudian menceritakan dirinta sudah menegaskan kepada Gubernur Akpol untuk menegakkan aturan yang berlaku dan tak memberi toleransi pada setiap pelanggaran. Ketegasan ini, lanjut dia, diperlukan untuk menjaga marwah taruna dan taruni.

"Kepada Gubernur Akpol, untuk menegakan aturan, kode etik dan disiplin taruna dengan tegas dan objektif. Jangan memberi toleransi terhadap pelanggaran yang terjadi. Ini harus dilakukan untuk menjaga marwah taruna yang lain, dan tentu untuk mengingatkan taruna yang melanggar. Integritas dan perilaku positif harus dibangun sejak dalam proses pendidikan," Arief menyampaikan.


Arief berpesan kepada para taruna dan taruni untuk berani menegakkan etika dan aturan. Hal itu, lanjut Arief, tentunya harus dilandasi pikiran yang objektif.

"Nggak usah ragu-ragu untuk menegakkan etika, menegakkan aturan sepanjang itu objektif. Perbuatan itu nyata terjadi dan harus dilakukan karena untuk melindungi marwah para taruna lainnya. Taruna tingkat II, III sudah berikrar di depan saya untuk tidak lagi melakukan kekerasan," ujar Arief.


Arief menuturkan perjalanan karier para taruna dan taruni masih panjang. Dia mengingatkan juga jabatan tak dapat dibeli, namun didapat lewat proses meneliti di setiap tahap karier.

"Perjalanan kalian masih sangat jauh sekali. Untuk jadi seorang pemimpin tidak bisa dibeli, harus lewat proses, meneliti dari satu jenjang ke jenjang berikutnya karena itu akan memberikan pengalaman dan pendewasaan kalian," ucap Arief.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads