Bongkar Pasang Skenario Pembunuhan Hakim Jamaluddin

Round-Up

Bongkar Pasang Skenario Pembunuhan Hakim Jamaluddin

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Jumat, 17 Jan 2020 06:03 WIB
Foto: DOK. KEPOLISIAN/ Rekonstruksi saat Zuraida Hanum menemani hakim Jamaluddin makan malam
Medan - Zuraida Hanum sangat tenang merancang skenario pembunuhan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin. Otak pembunuhan ini memperhitungkan matang
cara menutupi jejak pembunuhan suaminya.

Fakta-fakta terbaru terungkap saat rekonstruksi kedua yang digelar di kediaman hakim Jamaluddin di Perumahan Royal Monaco, Jl Eka Surya, Medan Johor, Medan, Kamis 16 Januari 2020.

"Karena istri korban ini hebat. Dia tenang, mungkin rekan-rekan bisa lihat. Tampilan dia sangat tenang," kata Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Martuani Sormin di sela rekonstruksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Menurut Martuani, Zuraida sangat rinci menyusun skenario dan menyesuaikannya dengan kebiasaan suaminya. "Terus dia tahu kebiasaan suaminya, tak pernah keluar malam hari. Kemudian, kalau malam di perumahan ini ada sekuriti. Kalau sekuriti tahu keluar malam pukul 01.00 WIB dan yang bawa mobil itu bukan suaminya, maka dia sarankan, nanti setelah menjelang pagi," jelas Martuani.

Total ada 77 adegan yang diperagakan Zuraida dan dua eksekutor pembunuhan hakim Jamaluddin, Jafri Pratama dan Reza Fahlevi.

Berikut bongkar pasang skenario pembunuhan hakim Jamaluddin dan ketakutan Zuraida:

Skenario Sakit Jantung

Rekonstruksi kedua diawali, Zuraida istri Jamaluddin sebelumnya menjemput kedua eksekutor Jefri Pratama dan Reza Fahlevi dari Graha Johor. Jefri dan Reza menyiapkan diri menjelang membunuh hakim Jamaluddin.

Mereka memakai sarung tangan dan masker. Rencana awal, para pelaku hendak membuat skenario seolah-olah hakim Jamaluddin mengalami serangan jantung.




"Skenario pertama adalah korban diskenariokan mati karena mengalami serangan jantung. Makanya mereka tidak menggunakan benda kekerasan, tapi hanya menggunakan bantal dan bed cover," ujar Martuani.

Skenario itu gagal karena ada luka lebam di muka hakim Jamaluddin setelah tewas dibekap bantal dan bed cover.



Ketakutan Zuraida

Zuraida Hanum sempat gelisah setelah membunuh hakim PN Medan Jamaluddin bersama dua eksekutor Jefri Pratama dan Reza Fahlevi. Zuraida khawatir skenario kematian hakim Jamaluddin terbongkar.

Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin mengatakan, Zuraida Hanum, otak pembunuhan Jamaluddin, merencanakan skenario sakit jantung untuk kematian suaminya tersebut. Namun kondisi wajah Jamaluddin yang memerah setelah dibekap bed cover oleh eksekutor, membuat Zuraida Hanum berganti skenario.




"Skenario pertama adalah korban diskenariokan mati karena mengalami serangan jantung. Namun, setelah meninggal, wajah korban ada lebam warna biru dan merah. Itu tanda kekerasan. Maka istri korban langsung mengatakan 'kalau seperti ini akan membahayakan saya, polisi akan menetapkan saya tersangka'," kata Irjen Martuani kepada wartawan di lokasi rekonstruksi pembunuhan hakim Jamaluddin di perumahan Royal Monaco, Medan Johor, Medan, Kamis (16/1/2020).

Karena itu, Zuraida menyiapkan skenario kedua.



Skenario Kecelakaan

Setelah skenario pertama gagal, Zuraida dan dua eksekutor merancang skenario kedua. Para pelaku sempat berdebat hingga memutuskan membuat skenario hakim Jamaluddin tewas akibat mengalami kecelakaan.

Jasad hakim Jamaluddin dibuang di kawasan perkebunan sawit di Kutalimbaru, Deli Serdang, dengan posisi mobil menabrak pohon sawit.

"Di sinilah para tersangka ada perdebatan sehingga diputuskan membuang jasad korban pukul 04.00 WIB menjelang terang. Kenapa diputuskan di Desa Kutalimbaru, karena tak ada tempat lagi, sudah berkejaran dengan waktu, hari sudah mau terang. Orang sudah mulai keluar rumah, maka diputuskan tempat yang paling dekat, perkebunan itu. Dan mereka cek mobil bisa dimasukkan ke dalam jurang, seolah-olah laka lantas," ujar Martuani.

Di poin ini, Zuraida pun memikirkan pakaian terakhir untuk Jamaluddin. "Nah kedua, ada yang menarik. Bahwa pertama ingin dipakaikan baju batik, tapi istrinya ingat, hari jumat adalah olahraga. Maka dipasangkan baju training. Sangat direncanakan dengan matang, khususnya serangan jantung," ujar Martuani.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads