"Crime is a social product, crime is a social problem. As a social problem, sebagai problem sosial, masyarakat kita semua punya tanggung jawab soal itu. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak di daerah miskin," kata Yasonna dalam sambutannya di acara 'Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)' di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua kawasan yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok. Ia meyakini jika anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan sering terjadi tindak kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia mengajak semua pihak untuk menjadikan hal tersebut sebagai sebuah perenungan bersama. Ia mengatakan akar dari tindak kejahatan harus menjadi perhatian semua pihak.
Sebelumnya, Yasonna juga mengatakan bahwa di tahun ini pihaknya telah berhasil mengantarkan 48 napi teroris melakukan ikrar janji setia kepada NKRI. Meski secara kuantitas sedikit, ia tetap mengapresiasi pencapaian tersebut.
"Kita berhasil mengantarkan 48 napi teroris yang telah berikrar terhadap NKRI. Secara jumlah memang sedikit, tapi ini pekerjaan tidak mudah, mengingat kita mengubah sebuah paham, sebuah ideologi," ujar Yasonna.
Tonton video Mensos: Angka Kemiskinan RI Turun Lagi:
(gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini