Warga Pangandaran bahkan harus berjuang hanya untuk menyaksikan film di dalam gedung bioskop. Mereka 'menumpang' nonton di kota tetangga, seperti Banjar.
"Kalau ada film-film yang viral dan membuat penasaran, kami harus ke bioskop di Kota Banjar. Sekitar 1,5 jam perjalanan pakai sepeda motor," kata Sendi (22), warga Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Senin (14/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan tak jarang Sendi harus ke Kota Tasikmalaya untuk menonton penayangan film yang tak tayang di Banjar atau Ciamis. Jarak tempuh yang jauh tidak menyurutkannya demi bisa menyaksikan kebolehan para aktor di layar lebar.
"Terkadang ada film-film yang tak tayang di bioskop Banjar dan Ciamis. Jadi harus ke Tasik, sekalian jalan-jalan ke mal. Di Pangandaran juga kan belum ada mal," kata Sendi seraya mengatakan perjalanan Pangandaran-Tasik harus ditempuh selama 3 jam.
Sendi berharap ke depan Pangandaran memiliki bioskop dan mal sehingga dia dan masyarakat lainnya tak perlu jauh-jauh jika ingin menonton film di bioskop. "Mau dibangun oleh pemerintah atau swasta, tak masalah. Yang penting ada bioskop," katanya.
Sementara itu, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menuturkan sejauh ini belum ada investor atau pelaku usaha yang tertarik membangun bioskop di Pangandaran. Namun, lanjut dia, ada beberapa pihak yang menyatakan ketertarikannya membangun mal di kabupaten tersebut.
"Kalau investor yang ingin membuat mal sudah banyak. Tapi untuk sementara saya tahan dulu," kata Jeje. Dia mengaku ingin memperkuat dulu pelaku ekonomi di pasar tradisional sebelum membangun mal atau pasar modern. "Saya inginnya membangun pasar Pangandaran dulu," katanya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini