Spesialis anak RSUD dr Soegiri Lamongan Aty Firsiyanti mengatakan, gizi buruk marasmus membutuhkan waktu pengobatan cukup lama untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Meilani Alfira saat ini berbobot 4 kg padahal idealnya memiliki berat badan 12 kg.
"Butuh penanganan yang cukup lama mas, karena anak ini mengalami kekurangan kalori secara kronis," kata Aty Firsiyanti saat dikonfirmasi, Senin (13/1/2019).
Dokter pun tidak menyalahkan orang tua pasien, karena kondisi orang tuanya juga serba kekurangan. Ibu balita hidup single parent setelah bercerai Oktober 2019 lalu. Setiap harinya sang ibu, Dwi Novita (29) jual gorengan keliling.
"Saat usianya sekitar 6 bulan berat badan anak ini normal saja. Lantaran ibunya harus bekerja dan anak ini diasuh neneknya, akhirnya diberikan tambahan susu formula. Nah di situlah katanya anak ini mengalami muntah-muntah," terangnya.
Saat ini, tim dokter rumah sakit telah memberikan penanganan khusus balita tersebut dengan memberikan asupan gizi. Sementara untuk penyakit yang lainnya juga masih dilakukan pengecekan.
"Langkah awal ya pemberian gizi dulu, baru kemudian kita lihat penyakit bawaan lainnya apa. Karena biasanya gizi buruk ini juga dibarengi dengan sejumlah penyakit lainnya, bisa diare atau yang lainnya," ujarnya.
Setelah dibawa ke RSUD, kondisi sang anak mulai menunjukkan perubahan pada kondisi umum yakni mulai membaik. "Sebelum dibawa ke sini berdiri aja tidak sanggup, usai diberi cairan sekarang sudah mendingan," ungkap ibu balita. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini