.webp)
Salah satu korban banjir, Irvan Nurdin (36), mengatakan harga-harga perabotan meningkat drastis seusai musibah banjir datang. Ia berkilah harga perabotan bisa naik 2 kali lipat dibanding harga sehari-hari.
"Hari kedua itu saya beli serokan tadinya harganya sekitar Rp 25 ribu paling mahal, nggak mau kurang sekarang jadi Rp 55 ribu," ujar Irvan di Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Kamis (9/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menduga ada pihak-pihak yang sengaja mengambil keuntungan besar terkait adanya musibah banjir ini. Irvan berspekulasi ada calo yang sengaja membeli sejumlah perabotan dengan harga normal dan menjualnya dengan harga tinggi.
"Agen-agen gede pedagangnya udah pada beli nungguin di parkirannya dia. Jadi belinya harus sama pedagang itu kayak calo. Yang harganya ya jadi dua kali lipat," kata Irvan.
Tonton video Kemendagri Minta Warga Antisipasi Banjir: Musim Hujan Belum Selesai:
Warga lain, Oonk (52), mengatakan hal senada. Ia menyebut harga air bersih juga naik dua kali lipat.
"Jadi, di hari kedua setelah surut itu, ada donatur yang kasih kita koordinir air itu. Awalnya kita beli itu harganya sekitar Rp 750 ribu, kemudian hari ke-2, hari ke-3 itu menjadi Rp 1,6 juta harganya untuk satu tangki isi 8.000 liter," sebut Oonk.
Oonk tak habis pikir harga air bersih untuk korban banjir bisa sedemikian tinggi. Ia menduga distributor air bersih meningkatkan harga karena sibuknya operasional pengadaan air bersih saat banjir melanda.
"Di Bekasi itu tahu nggak, harga genset itu naik semua. Genset-genset yang gede harganya dari Rp 3 juta sampai jadi Rp 4,5 juta," katanya.
Bekasi jadi salah satu daerah yang terkena dampak banjir selain Jakarta, Tangerang, dan Bogor pada Rabu (1/1). Banjir dipicu curah hujan ekstrem sejak Selasa (31/12/2019) sore. Listrik di Pondok Gede Permai sempat padam hingga akhirnya menyala pada Sabtu (4/1).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
