detikcom mengunjungi kediaman Erlina, Kamis (9/1/2020) petang. Rumah Erlina berada di ujung Pondok Gede Permai, RT 01 RW 08, Jatiasih, Kota Bekasi, berbatasan langsung dengan tanggul setinggi 3 meter. Gemuruh aliran air Sungai Cikeas terdengar jelas dari depan rumah Erlina.
Akses menuju kediaman Erlina cukup berat. Pasalnya, jalan utama ditutupi lumpur setinggi betis orang dewasa. Bahkan lumpur menyelimuti halaman hingga bagian dalam rumah Erlina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bantuan dong siram lumpur aja ini, aduh," ujar Erlina ketika dihampiri detikcom, Kamis (9/1).
Simak video Bahas Banjir dengan Anies dan Ridwan Kamil, Ini Pesan Jokowi:
Ia mencurahkan keluh kesahnya selama 'tinggal' bersama lumpur. Selain tidak ada suplai air bersih, listrik di rumahnya mati. Hal itu membuat lumpur yang mengendap sulit diatasi.
"(Saya butuh) Air lah, air benar-benar (butuh) air," kata Erlina.
Semenjak banjir, Erlina mengatakan ia tidak sempat dievakuasi. Ia berkilah petugas mendahulukan nenek-nenek dan anak kecil untuk dipindah ke tempat pengungsian.
Tidak ada pilihan lain, Erlina bersama keluarganya menetap di lantai dua rumahnya. "Kami di atas sudah seminggu lah," tutur wanita asli Medan itu.
Untuk mandi, Erlina dan keluarga menumpang mandi di kantor suaminya. Diketahui, suami Erlina bekerja sebagai petugas keamanan. Lalu, untuk makan sehari-hari, Erlina mengandalkan bantuan BNPB.
Beberapa orang yang melintasi rumah Erlina juga terkadang memberikan bantuan berupa nasi bungkus. Namun hal itu jarang terjadi karena rumahnya berada di ujung Pondok Gede Permai dan akses jalan tertutup lumpur.
Selama 'tinggal' bersama lumpur, Erlina berkisah, ia sering mengalami gatal-gatal pada tubuhnya. Bahkan suami dan anaknya terserang demam.
![]() |
Erlina bercerita, baju, kulkas, hingga TV miliknya rusak. Terjangan banjir dan lumpur juga merusak motornya. Hingga ia mengeluarkan biaya sekitar Rp 1,5 juta untuk memperbaiki motornya.
Tidak hanya itu, usaha kecil-kecilan Erlina lenyap. Ternak lele dan ayamnya terlibas banjir dan lumpur.
"Lele habis, Ayam habis. Ayam separuh habis, dari 50 (ekor) tinggal 15," ungkapnya.
Selama empat tahun tinggal di Pondok Gede Permai, baru kali ini ia mengalami musibah banjir sedemikian parah. Meski harta benda dan usahanya melayang, dia tetap bersyukur walau tinggal bersama lumpur.
"Iya nggak apa-apa yang penting nyawa selamat," ujar Erlina.
![]() |
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini