Air Asin Bercampur Minyak dari Sawah Dimanfaatkan Warga untuk Minum Sapi

Air Asin Bercampur Minyak dari Sawah Dimanfaatkan Warga untuk Minum Sapi

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 07 Jan 2020 15:10 WIB
Sawah mengeluarkan air bercampur minyak (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Mojokerto - Sawah tempat keluarnya air asin bercampur minyak di Dusun Brayukulon, Desa Brayublandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, tidak bisa ditanami sama sekali. Namun, di lain sisi, air asin ini memberi manfaat bagi warga setempat. Untuk apa saja?

Salah seorang yang memanfaatkan air asin itu adalah Samiadi (55), petani warga Dusun Brayukulon. Pada musim kemarau, dia menggunakan air asin dari kubangan di tengah lahan pertanian ini untuk memberi minum sapi peliharaannya. Rupanya air asin terus keluar dari dalam tanah selama musim kemarau.

"Air asin saya saring, kemudian saya bawa pulang menggunakan jeriken. Saya campur dengan air tawar dan dedak, lalu saya minumkan ke sapi," kata Samiadi saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Selasa (7/1/2020).


Mata air asin di sisi barat kubangan ini juga mengeluarkan minyak yang baunya mirip bau solar. Minyak berwarna cokelat ini tidak bisa terbakar saat disulut korek api. Sedangkan air asin di kubangan tidak berbau.

Samiadi menuturkan air asin dia gunakan untuk memberi minum sapi sebagai pengganti garam. Setiap pekan selama musim kemarau, dia mengambil 2 jeriken air asin dari kubangan ini. Tentunya air asin yang dia ambil tidak terpapar minyak.

"Tidak ada dampak ke sapinya, tetap sehat. Saat kemarau biasanya saya kasih minum sapi saya tiga kali sehari," terangnya.

Kepala Dusun Brayukulon Edy Purwanto membenarkan masih banyak warganya yang menggunakan air asin dari kubangan untuk memberi minum sapi. Air asin itu digunakan warga saat harga garam naik.

"Digunakan sebagai pengganti garam kalau garam mahal untuk memberi minum sapi. Selama ini sapinya tidak ada masalah," ungkapnya.

Pada zaman penjajahan Belanda sampai sekitar tahun 1970, lanjut Edy, air asin dari sumber di persawahan Dusun Brayukulon dikelola warga setempat untuk dijual ke pasar. Larutan hasil olahan air asin biasa disebut warga dengan kethek. Pada masa itu, kethek banyak dijual ke Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto.

"Kethek ini untuk campuran sayur, rasanya enak sekali. Juga dipakai pengganti obat puli untuk membuat kerupuk," jelasnya.

Pengolahan air asin menjadi kethek kala itu cukup sederhana. Air asin yang jernih direbus sampai mendidih. Setelah dingin, air dikemas menggunakan botol kaca yang banyak dijumpai pada masa kolonial Belanda.


"Sejak banyak garam dapur, sekitar tahun 1970-an tidak ada warga yang jualan kethek lagi. Setelah itu, sumber air asin dibiarkan, tapi air asinnya terus keluar," tandasnya.

Kubangan di tengah persawahan Dusun Brayukulon ini mengeluarkan air asin. Rasa air di kubangan ini tetap asin meski terkena air hujan. Saat daerah di sekitarnya kesulitan air, kubangan ini tetap mengeluarkan air asin sekalipun pada musim kemarau.

Munculnya air asin di persawahan Dusun Brayukulon tergolong unik karena wilayah ini sangat jauh dari laut. Terdapat sekitar 10 titik mata air asin di sawah kampung ini. Anehnya lagi, air asin tidak muncul di persawahan dusun lainnya.
Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.