Kubangan di tanah ganjaran Suhendik, Sekretaris Desa Brayublandong ini biasa disebut warga dengan 'Banyu Asin'. Sebagian mata air asin di kubangan ini juga mengeluarkan minyak bumi.
Munculnya air asin di kawasan lembah ini menjadi fenomena alam yang unik. Pasalnya, kampung ini sangat jauh dari laut. Juga tidak pernah ada penanaman garam di wilayah ini. Sementara air di persawahan kampung sekitarnya rasanya tawar.
Salah seorang petani Tarimah (57) mengaku tidak tahu persis sejak kapan air asin muncul di persawahan Dusun Brayukulon. Sejak kecil dia hidup di kampung ini, fenomena air asin itu sudah ada.
"Kata bapak saya air asin ini sudah sejak zaman penjajahan Belanda. Penyebabnya saya tidak tahu," kata Tarimah kepada detikcom di lokasi, Selasa (7/1/2020).
Hal senada dikatakan Samiadi (55), petani warga Dusun Brayukulon. Asal mula Banyu Asin ini dia dengar dari penuturan kakeknya. Menurut dia, air asin bercampur minyak ini muncul setelah dibor oleh penjajah Belanda puluhan tahun silam.
"Kata kakek saya ini pernah dibor Belanda untuk mencari minyak tanah," cetusnya.
Kepala Dusun Brayukulon Edy Purwanto membenarkan jika fenomena alam air asin sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Namun dia menampik Belanda pernah melakukan pengeboran minyak di persawahan tersebut.
"Bukan dibor oleh Belanda. Kalau penyebab munculnya air asin saya tidak tahu. Kekuasaan Yang Maha Pencipta karena tanah di sekitarnya tidak ada sumber air, ini justru muncul air asin," terangnya.
Fenomena air asin di persawahan Dusun Brayukulon ini menjadi keanehan tersendiri. Pasalnya, untuk mendapatkan air bersih, selama ini warga setempat harus mengebor hingga kedalaman belasan bahkan puluhan meter.
Air asin di tempat ini justru keluar dari dalam tanah dengan sendirinya. Bahkan rasa airnya tetap asin meski terkena hujan. Air asin terus mengalir dari sumbernya selama musim kemarau.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini