"Posisi kedua bibit siklon tropis ini berada dekat dengan wilayah Indonesia dan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun gelombang laut. Bibit siklon tropis "91S" di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan "92S" di Laut Arafura," kata Deputi Bidang Meteorologi R. Mulyono Rahadi Prabowo melalui keterangan tertulis, Minggu (5/1/2020).
Adanya bibit ini, menurut Mulyono, akan memunculkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hal tersebut terjadi di berbagai wilayah, khususnya Bali dan Nusa Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulyono menyampaikan, kondisi bibit siklon tropis "91S" dapat saja berubah menjadi siklon tropis dalam beberapa hari ke depan. Dia mengatakan, keberadaan siklon tropis akan mampu memmpengaruhi tingkat curah hujan dan kecepatan angin.
"Bibit siklon tropis "91S" dalam satu hingga dua hari ke depan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis namun bergerak selatan hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia. "Musim siklon tropis" di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada bulan November-April. Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia sehingga keberadaanya siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin," ungkap Mulyono.
BMKG melalui website resminya juga telah mengeluarkan rilis yang menunjukkan adanya potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat per tanggal 5 hingga 12 Januari 2020. Hal tersebut terjadi diberbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini