Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Eka Muharam mengatakan 10 kecamatan itu adalah kecamatan Wongosorjo, Kalipuro, Banyuwangi, Blimbingsari, Kabat, Rogojampi, Muncar, Singojuruh, Siliragung dan terakhir adalah kecamatan Pesanggaran.
"Sepuluh kecamatan tersebut rawan terjadi bencana banjir," kata Eka kepada wartawan, Senin (6/1/2020).
Eka menjelaskan di Banyuwangi terdapat ratusan aliran sungai, yang tersebar di seluruh kecamatan. Total sebanyak 139 aliran sungai. Dengan demikian, banyaknya aliran sungai di Banyuwangi itu tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
"Ada lebih dari 139 aliran sungai. Sehingga potensi terjadinya banjir sangat tinggi," jelas Eka.
Potensi banjir di Banyuwangi banyak penyebabnya. Seperti pendangkalan dan penyempitan aliran sungai. Tak hanya itu, banyaknya sampah juga berpengaruh menyebabkan banjir.
"Sekarang ini kan sungai banyak mengalami pendangkalan dan penyempitan. Sehingga fungsi sungai itu menjadi terganggu dengan adanya itu," katanya.
Selain faktor pendangkalan, ia juga menambahkan faktor manusia, seperti masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan sehingga terjadi penyumbatan saluran yang mengakibatkan banjir.
"Selain faktor alam dan pembangunan infrastruktur, juga faktor manusia, seperti mereka yang membuang sampah ke sungai, " tuturnya.
Eka mengajak kepada masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, termasuk tidak membuang sampah secara sembarangan. "Masyarakat harus punya kesadaran moral seperti tidak membuang sampah sembarangan, lanjut Eka.
Eka juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dan waspada, karena saat ini telah masuk musim hujan, sehingga banyak potensi terjadi bencana seperti, banjir, tanah longsor dan angin kencang.
"Saat ini masuk musim hujan masyarakat harus waspada, tetap berhati-hati. Jika hujan lebat sedang berkendara dan menghalangi jarak pandang maka berhentilah. Jika ada angin kencang maka carilah tempat yang aman. Itu yang kami harapkan," pungkas Eka. (iwd/iwd)