"Gempa politik itu maksudnya begini, jika misalnya Mumtaz Rais tiba-tiba terserang penyakit serius yang mengharuskan bedrest. Jadi tidak layak untuk dijadikan cakada (calon kepala daerah)," kata Mumtaz kepada detikcom, Kamis (2/1/2020).
"Atau kalau nggak Mumtaz Rais harus ke Amerika atau ke Jerman dipanggil oleh United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa), mewakili begitu-begitu," tutur Ketua DPP PAN Bidang Koordinasi Antarlembaga itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menantu ketum PAN Zulkifli Hasan itu lalu mencontohkan peristiwa politik lainnya yang bisa membuatnya batal maju ke Pilkada Sleman 2020 mendatang. Salah satunya, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba menunjuknya menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju.
"Atau misalnya Pak Jokowi reshuffle terus Mumtaz Rais cocok jadi Menpora, nah sudah saya mau nggak mau jadi Menpora. Ya mau nggak mau Presiden sudah memilih mau bagaimana lagi," ucapnya seraya tertawa.
Mumtaz Rais sebelumnya menyampaikan keyakinannya bakal mengantongi SK DPP PAN maju Pilkada Sleman 2020. Mumtaz percaya diri bakal ditunjuk partai karena mengklaim unggul di survei.
Mumtaz mengklaim dari aspek akseptabilitas, popularitas dan elektabilitas dirinya yang paling pas untuk maju di Pilbup Sleman 2020. Dia menyebut hasil surveinya tertinggi di Sleman.
"Insyaallah jika ceteris paribus tidak ada gempa politik saya yang akan diberikan SK oleh DPP PAN (maju di Pilbup Sleman 2020)," kata Mumtaz. (ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini