Gaya mengangkat tangan saat selawat Haddad dianggap merupakan simbol-simbol tertentu yang mengarah kepada Syiah. Sehingga penceramah yang diundang di acara itu meminta Haddad turun dari panggung.
Muannas Alaidid, yang ditunjuk sebagai pengacara Haddad Alwi, menyebut saat itu kliennya diundang untuk membacakan selawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Cyber Indonesia ini meminta polisi turun tangan. Muannas, yang juga sebagai pelapor di kasus Buni Yani dan Jonru serta Ratna Sarumpaet, meminta polisi mengusut pelaku persekusi tersebut.
Polisi kemudian turun tangan, sejumlah saksi dimintai keterangan terkait peristiwa itu termasuk pembawa acara dalam acara haul. Saat itu Kapolres Sukabumi Kota AKBP Wisnu Prabowo mengaku belum bisa memberikan keterangan berkaitan dugaan Haddad Alwi diusir. Menurut dia, pihaknya masih menunggu keterangan lengkap saksi-saksi, antara lain Habib Hasan, panitia haul.
"Kita tunggu keterangan ketua panitianya, biar semuanya lengkap tidak sepotong-sepotong," kata Wisnu.
Pembawa acara haul, Ustaz Hikmat menegaskan tidak ada pengusiran atau menurunkan secara paksa dari panggung saat Haddad Alwi berselawat.
"Beliau diundang untuk membawakan selawat, sebetulnya bukan diturunkan dari panggung, sebagian (tamu yang hadir) meminta untuk menurunkan tangan saja (saat berselawat). Di media sosial kan lagi angkat tangan, sebetulnya supaya diturunkan tangan saja," kata Hikmat kepada detikcom.
FPI Kabupaten Sukabumi melalui ketuanya, Habib Luthfi bin Jindan juga menegaskan, saat selawat ada gerakan yang menjurus kepada pembaiatan syiah. Ada pertanyaan yang menurut Luthfi menjurus ke Sayidina Husen. "Kalau menurut kita itu pembaiatan syiah, kalau selawatan biasa enggak apa-apa, bagus. Tapi dengan mengangkat tangan sejak awalnya kan beda arti," tuturnya.
Terkait adanya video yang tersebar, Luthfi menyebut hanya berupa potongan-potongan yang dibumbui dengan narasi yang seolah memprovokasi. "Video (yang tersebar) benar, tapi tidak semuanya, tidak utuh. Karena saat itu kartu penyimpanan habis dan sebagainya, makanya terpotong-potong. Kemudian ditulisin, dinamai jadi artinya lain. Saya ada video utuhnya meski pun juga sepotong-sepotong, bisa disatuin biar utuh," ujar Luthfi.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami ikut berkomentar soal insiden itu. Ia meminta semua pihak bertabayun terkait beredarnya video insiden Haddad Alwi.
"Kita berharap, masyarakat bisa tabayun mencermati informasi tersebut. Tentunya untuk melihat persoalan secara nyata dan jangan mudah terprovokasi oleh kondisi yang belum kita yakini secara baik," ujar Marwan setelah mengikuti rapat bersama ulama, tokoh agama, ormas Islam, dan elemen masyarakat di Polres Sukabumi Kota, Sabtu (21/12/2019) malam.
Informasi terakhir, soal dihentikannya selawat Haddad Alwi diselidiki polisi. Kepolisian juga meminta warga tidak terprovokasi insiden itu, sejumlah saksi telah dimintai keterangan oleh kepolisian antara lain pihak pembawa acara haul, keluarga, panitia dan sejumlah tokoh masyarakat yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
"Kami masih mendalami keterangan saksi-saksi yang ada di acara haul pada Senin (16/12/2019) malam lalu. Kita ingin mengetahui lebih detail terkait kegiatan tersebut," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Wisnu Prabowo, Sabtu (21/12/2019) malam tadi.
Wisnu memastikan, pada malam acara haul itu pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pengamanan sesuai prosedur. Ia juga memastikan ada anggotanya di lokasi yang membantu meredam situasi.
"Kami melakukan tindakan preemtif dan preventif di mana kami melakukan pengamanan secara terbuka maupun tertutup. Ada personel yang ditempatkan bahkan dalam salah satu potongan video ada anggota kita yang terekam berada di lokasi," kata Wisnu.
Selain memintai keterangan saksi, Wisnu juga ingin memastikan situasi di wilayahnya kondusif. Menurutnya sejumlah unsur Forum koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), alim ulama, ormas dan TNI dilibatkan untuk meredam setiap riak yang dinilai berpotensi mengganggu kondusifitas wilayah.
"Kami juga fokus kepada koordinasi menjaga keamanan dan ketertiban, jangan sampai video yang viral itu malah memprovokasi warga. Sejauh pantauan kami situasi di lokasi saat ini kondusif, baik pihak keluarga yang mengadakan acara haul, pihak panitia dan warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian bahkan mereka kaget," katanya.
Meskipun begitu, polemik Haddad Alwi syiah terus berlanjut seiring dengan tudigan dari pengurus DPP FPI Slamet Maarif menyebut jamaah yang hadir lah yang menganggap Haddad syiah.
Hal itu mendapat tanggapan dari tokoh masyarakat Sukabumi, Muslim (52), hadir di acara haul tersebut. Menurut Muslim, mayoritas warga meminta penyebaran video saat insiden itu dihentikan oleh warganet.
"Warga di sini sudah dingin, sudah tidak ada masalah apa-apa. Acara haul wafatnya seorang tokoh, tidak baik kalau terus jadi pergunjingan, hentikan menyebar video tersebut," ungkapnya.
Menurut Muslim, seusai acara semua pihak bertemu dan menyatakan islah. Bahkan pihak kepolisian yang berada di lokasi juga langsung mengendalikan situasi.
Senada diungkap Haji Neneng, tokoh masyarakat yang disegani di Kampung Cikurutug juga menyebut situasi di masyarakat saat ini sudah adem ayem. Kedatangan Haddad Alwi di acara haul serupa juga pernah dilakukan pada tahun 2016 silam.
"Saat itu enggak ada masalah, berjalan dengan lancar. Bedanya yang datang malah lebih banyak karena situasi di lokasi cerah, kalau acara kemarin tidak seramai waktu itu karena memang hujan. Untuk saat ini masyarakat sudah aman, sudah kondusif enggak ada apa-apa lagi," jelasnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini