Tidak Kaget! Melihat Reaksi Novel Baswedan soal Tersangka Teror Polisi Aktif

Tidak Kaget! Melihat Reaksi Novel Baswedan soal Tersangka Teror Polisi Aktif

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 28 Des 2019 11:32 WIB
Foto: Novel Melaksanakan Salat Subuh (Yoki-detikcom)
Jakarta - Pria berinisial RM dan RB, anggota polisi aktif ini resmi menjadi tersangka kasus teror terhadap Novel Baswedan. Penangkapan itu tidak membuat Novel kaget. Bahkan, dia mencium kejanggalan.

Novel awalnya disiram air keras
pada 11 April 2017. Novel saat itu baru saja menunaikan salat Subuh di Masjid Al-Ihsan di dekat rumahnya, yang berjarak sekitar 4 rumah dari kediamannya.

Genap 989 hari, Polri mengungkapkan dua terduga pelaku teror ke Novel Baswedan. Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo menyebut kedua tersangka yang berinisial RM dan RB berstatus polisi aktif saat ini ditetapkan sebagai tersangka.


"Tadi malam kami, tim teknis bekerja sama dengan Kakor Brimob telah mengamankan pelaku yang diduga melakukan penyiraman Saudara NB (Novel Baswedan)," ujar Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kedua pelaku kini resmi ditahan di Bareskrim Polri. "Hari ini dilakukan penahanan, di Bareskrim," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono saat dihubungi detikcom, Sabtu (28/12/2019).

Ini Sederet Tanggapan Novel Baswedan:


Beraktivitas Seperti Biasa

Novel Baswedan menjalankan rutinitas seperti biasa setelah polisi menangkap dua tersangka penyiraman air keras.

detikcom menemui Novel di kediamannya, Jl Deposito No. 8, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Novel tampak keluar dari rumahnya sekitar pukul 04.20 WIB. Dia langsung berjalan menuju Masjid Al-Ihsan untuk menunaikan ibadah Subuh dengan ditemani seorang pengawal. Novel melaksanakan salat Subuh mengisi posisi saf pertama. Dia terlihat khusyuk berdoa saat sedang menunaikan salat Subuh.

Novel Baswedan menunaikan salat Subuh dan berdoa.Novel Baswedan menunaikan salat Subuh dan berdoa. Foto: Yoki Alvetro/detikcom


Novel menilai itu sebagai suatu permulaan yang baik. "Saya melihat ini suatu permulaan, kita mesti harus melihat dan nanti selanjutnya kawan-kawan dari penasihat yang merespons," ujar Novel di lokasi, Sabtu (28/12/2019).

Cium Kejanggalan

Novel Baswedan tidak mengenal tersangka pelaku teror penyiraman air keras terhadap dirinya. Novel bicara adanya poin-poin kejanggalan yang dilihatnya dalam penangkapan itu.

"Saya nggak tahu orang itu siapa, cuma namanya ada penangkapan itu suatu hal yang bagus," ujar Novel saat ditemui detikcom di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019).

Kapolri memamerkan foto tersangka penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.Kapolri memamerkan foto tersangka penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Foto: Ari Saputra

Dia menyebut beberapa kejanggalan yang dirasa. Dia merasa aneh jika motif pelaku itu dikaitkan dengan masalah pribadi. Menurutnya tidak ada dendam pribadi antara Novel dengan kedua pelaku yang ditetapkan tersangka oleh polisi.

"Cuma masalahnya begini, ketika ada yang mengatakan, saya nggak tahu apakah dalam rilis dikatakan begitu apa tidak, cuma info yang saya dengar katanya orang ini bertindak karena suatu, inisiatif sendiri. Dan kemudian dikatakan ada masalah pribadi, saya ndak ngerti ini lelucon atau suatu yang aneh? Saya merasa ada suatu bahwa ada suatu yang janggal, tentunya saya tidak mau bicara lebih lanjut, saya melihat ini suatu permulaan, kita mesti harus melihat dan nanti selanjutnya kawan-kawan dari penasehat yang merespons," kata Novel.

Ingatkan Presiden Jokowi

Novel Baswedan mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap fokus pada penguatan KPK. Novel meminta Jokowi agar berpihak pada penguatan pemberantasan korupsi di tengah isu penyerangan terhadap karyawan hingga mantan komisioner KPK.

"Tentunya presiden kan pemimpin kita, ketika ada suatu tindakan yang luar biasa, penyerangan. Ingat lho, serangan terhadap KPK itu tak cuma saya, banyak. Dan tidak ada satupun yang terungkap, sehingga sikap dan keberpihakan presiden itu penting," tutur Novel.

Novel meyakini upaya penyerangan itu tidak dilakukan dengan orang per-orang, tetapi kelompok. Dia juga berharapJokowi ke depannya lebih memperhatikan lagi wajah pemberantasan korupsi Indonesia ke depannya.
Novel Baswedan mencium kejanggalan.Novel Baswedan mencium kejanggalan. Foto: Novel Baswedan (Matius Alfons/detikcom)


Sudah Tahu Sejak Awal

Novel Baswedan mengaku tidak kaget dan sudah mengetahui sejak awal bahwa tersangka pelaku teror merupakan polisi aktif.

"Dari awal saya tahu, cuma saya yakin ndak mungkin kalau itu masalah pribadi, ndak mungkin itu terkait dendam pribadi. Tapi lebih lanjut penyidik Polri yang baru mulai nangkap jangan dikomentari dulu, kasihan dia," kata Novel saat ditemui detikcom di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019).

Meski demikian, Novel mengaku menghormati kinerja Bareskrim dan Polda Metro Jaya. Dia juga berharap pengusutan pelaku teror ini tak henti sampai di sini dan juga dia meminta Polri agar objektif menangani perkara.

"Saya tentunya menghormati proses dari Bareskrim, yang dilakukan oleh Polda Metro, tapi saya berharap berdasarkan fakta, dengan dasar-dasar objektivitas, jangan kemudian nanti cerita yang lain," ujar dia.
Halaman 2 dari 3
(aan/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads