Launching Buku Flora Lengkapi Fauna yang Diluncurkan Setahun Lalu

Launching Buku Flora Lengkapi Fauna yang Diluncurkan Setahun Lalu

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 27 Des 2019 21:41 WIB
Launching buku Flora (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi mengapresiasi peluncuran buku Flora yang dilakukan oleh operator tambang emas Gunung Tumpangpitu, PT Bumi Suksesindo (BSI) Banyuwangi yang bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Buku penelitian soal lingkungan di sekitar area tambang Tujuh Bukit itu merupakan edisi kedua. Sebelum menerbitkan Buku Flora, tahun 2018 lalu telah dicetak Buku Fauna.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Husnul Chotimah, berharap hasil inventarisasi flora dalam buku yang diluncurkan tersebut bisa menjadi literatur dan edukasi. Selain itu, BSI supaya menjaga flora tersebut sampai pasca tambang.

"Buku ini sebagai catatan penting nantinya pasca tambang. Yakni saat reboisasi pasca tambang. Tanaman yang terdata harus kembali seperti semula. Tanaman yang ada di situ ada fungsi ekologi. Secara ekologi tanaman itu pasti ada manfaatnya," terang Husnul, usai Launching buku Flira di Hotel Santika Banyuwangi, Jumat (27/12/2019).

Sudah dua buku yang diluncurkan oleh operator tambang emas tersebut. Pihaknya berharap, berharap tahun 2020 PT BSI melakukan penelitian-penelitian lain tentang lingkungan di Banyuwangi. Salah satunya soal Mangrove. Terutama pohon bakau yang di Pantai Boom Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi.


"Mangrove punya fungsi konservasi. Apa yang di Kalilo punya fungsi ekologi juga harus diteliti," pungkasnya.

Ada hal unik yang ditemukan dalam buku tersebut. Salah satunya adalah Gaharu Lombok ternyata menjadi salah satu pepohonan yang tumbuh di kawasan Pegunungan Tumpang Pitu. Selain Gaharu Lombok terdapat pepohonan lain yang mudah ditemui di Tumpang Pitu.

Menurut Peneliti Senior LIPI, Dr Harry Wiradinata, setidaknya 100 jenis pohon yang sudah teriventarisir oleh peneliti.

"Ada sekitar 300 spesies yang kita temukan. Nah, 175 diantaranya telah teriventarisir. Dari 175 spesies itu 100 diantaranya adalah pepohonan. Sedangkan 75 lainnya termasuk bambu, perdu, semak - semak, tanaman ternak serta tanaman menjalar," papar Harry.

Harry sudah melakukan penelitian sejak tahun 2015. Dia bukan satu - satunya peneliti LIPI yang turun ke kawasan hutan di sekitar area pertambangan mineral PT BSI. Karena tahun 2012 sudah ada kawannya yang melakukan penelitian lebih dulu. Total peneliti yang terlibat sebanyak 5 orang.


"Tahun ini, saya mengambil foto pepohonan dua kali. Gambar yang hijau kami ambil Januari. Pengambilan gambar kedua di Bulan Juli saat masuk musim kemarau," lanjut ahli Taksonomi.

Senior Manager Eksternal Affair, Sudarmono, mengatakan saat ini PT BSI memang fokus merilis buku-buku tentang lingkungan. Sebelumnya adalah buku tentang satwa, sekarang fokus itu beralih ke tumbuhan.

"Flora harus dilestarikan dengan lebih dulu melakukan inventarisasi sehingga diketahui jenis tumbuhan apa saja yang terdapat di hutan sekitar tambang," jelasnya.

Perusahaan pertambangan Tujuh Bukit, tambah Sudarmono, fokus pada tiga hal. Yakni menjaga produktivitas tambang untuk mencari keuntungan, menjaga lingkungan, serta menjaga keselamatan pekerja.

"Menjaga lingkungan sangat melekat dengan PT BSI. Dan itu tak bisa dikesampingkan. Pelaporan lingkungan dulu tiap enam bulan, sekarang tiga bulan sekali agar lebih terkontrol," ungkapnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.