Seorang kerabat Ainan, Kukuh Harsono menyayangkan kegiatan susur gua yang dilakukan pada musim hujan sehingga memakan korban jiwa.
"Kami tidak tahu kondisi di sana, tetapi musim seperti ini harusnya bisa melihat cuaca. Toh cuaca bisa dilihat, mau hujan atau tidak, kecuali air bah kita tidak tahu," kata anggota keluarga korban, Kukuh Harsono saat ditemui di rumah duka, Desa Bojanegara, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Senin (23/12) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kondisi musim hujan seperti saat ini bisa dialihkan dengan kegiatan lain atau diundur waktunya. Apalagi gua itu tempat tertutup, seandainya air masuk mau bagaimana," tuturnya.
Korban Ainan Fatmatuzzaroh merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Dalam kesehariannya, korban dikenal sebagai sosok yang alim.
"Sebenarnya anaknya kalem dan alim. Mungkin karena ini terkait hobi. Sekarang baru masuk kuliah semester satu," ungkap Kukuh.
Dalam kesempatan yang sama, anggota keluarga yang lain, Budi Santosa mengungkap bahwa Ainan sempat berkomunikasi terakhir dengan kakak perempuannya.
3 Mahasiswa Unsika Tewas Setelah 12 Jam Terjebak di Gua:
"Kalau komunikasi terakhir dengan mbaknya, hari Sabtu. Katanya sudah ingin pulang tapi mau jalan-jalan dulu. Dia juga menyampaikan kepada mbaknya, katanya titip ibu," ujar Budi.
Pihak keluarga pun menanggapi komunikasi itu dengan biasa. Sebab, korban termasuk anak yang aktif di kegiatan. Selain itu, Budi juga menuturkan keseharian korban termasuk anak yang pendiam dan pintar.
"Setelah itu, Minggunya baru dapat kabar kalau Ainan menjadi salah satu korban di Gua Lele," kata Budi.
Ia berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Mestinya, lanjut Budi, jika nanti ada kegiatan serupa harus dilakukan survei dan meminta izin dulu. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan.
"Sebaiknya kalau ada kegiatan ini dari kampus survei dulu. Selain itu mestinya izin dulu dengan desa yang lebih tahu kondisinya," tuturnya.
Selain Ainan, ada dua mahasiswa lain yang ditemukan tewas di dalam Gua Lele yakni Erisya Rifania (20), Arif Rindu Arrafah (18). Ketiganya merupakan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang tergabung sebagai anggota Mahasiswa Pecinta Alam Uniska (Mapalaska). Mereka mengikuti kegiatan susur gua atau caving pada Minggu (22/12).
Penyebab kematian diduga karena kehabisan oksigen. "Korban panik pada saat air di dalam gua dan kehabisan oksigen. Dan cukup lama juga terjebak di dalam gua sampai berhasil dievakuasi nya," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Deden Ridwansyah, Senin (23/12).
Caving Minggu siang itu awalnya merupakan kegiatan sharing antara Mapalaska dengan mahasiswa pecinta alam Polibisnis Purwakarta. Tim berjumlah 15 orang terdiri dari sembilan mahasiswa Unsika dan enam mahasiswa Polibisnis Purwakarta.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini