Protes UU Kewarganegaraan Berlanjut di India, Korban Tewas Jadi 9 Orang

Protes UU Kewarganegaraan Berlanjut di India, Korban Tewas Jadi 9 Orang

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 20 Des 2019 15:52 WIB
Demonstran melempari kendaraan polisi dengan batu dalam aksi memprotes UU Kewarganegaraan (AP Photo/Ajit Solanki)
New Delhi - Bentrokan terbaru pecah antara demonstran India dengan polisi yang mengawal unjuk rasa memprotes Undang-undang (UU) Kewarganegaraan yang dipandang anti-muslim. Korban tewas dalam unjuk rasa ini bertambah menjadi 9 orang.

Seperti dilansir AFP, Jumat (20/12/2019), amandemen terbaru untuk UU ini diloloskan parlemen India pekan lalu. Dalam amandemen terbaru, otoritas India diperbolehkan mengabulkan status kewarganegaraan bagi jutaan imigran ilegal yang masuk ke India dari tiga negara lainnya -- Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan -- pada atau sebelum 31 Desember 2014.

Namun aturan itu tidak berlaku bagi imigran ilegal yang muslim. Undang-undang ini tidak hanya memicu kekhawatiran di kalangan warga muslim, namun juga bagi warga setempat yang mengkhawatirkan 'serbuan' imigran Hindu dari Bangladesh yang selama ini dianggap penyusup asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam bentrokan terbaru yang pecah pada Kamis (19/12) waktu setempat, sedikitnya tiga demonstran ditembak mati oleh polisi India. Ini berarti sejak sepekan terakhir, sedikitnya 9 orang tewas dalam unjuk rasa yang memberikan tantangan besar bagi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi ini.

PM Modi telah membantah tuduhan yang menyebut bahwa amandemen UU Kewarganegaraan (CAB) itu bertujuan untuk membentuk kembali India sebagai negara Hindu. Diketahui bahwa meskipun mayoritas warga India menganut Hindu, India juga menjadi rumah bagi 200 juta warga muslim.

Puluhan ribu warga turun ke jalanan di berbagai wilayah India pada Kamis (19/12) waktu setempat. Bentrokan pun pecah dalam aksi protes di beberapa wilayah, termasuk Lucknow di wilayah utara, Mangalore di wilayah selatan dan Gujarat.

Di Mangalore, polisi melepas tembakan ke arah kerumunan demonstran yang berjumlah sekitar 200 orang. Tembakan dilepaskan karena demonstran mengabaikan instruksi untuk membubarkan diri.

Juru bicara kepolisian setempat, Qadir Shah, menuturkan kepada AFP bahwa dua demonstran tewas akibat tembakan itu. Empat orang lainnya mengalami luka-luka usai terkena tembakan dan kini tengah dirawat di rumah sakit.

"Mereka (demonstran-red) bergerak ke area tersibuk di Mangalore. Ini memicu penggunaan lathi (tongkat kayu berukuran besar). Kemudian gas air mata ditembakkan. Ketika demonstran masih tidak berhenti, polisi harus melepas tembakan," ujar Shah dalam pernyataannya.


Satu demonstran lainnya tewas setelah terkena tembakan di Lucknow, ibu kota dari Uttar Pradesh -- wilayah terpadat di India. Informasi ini diungkapkan oleh seorang dokter setempat. Kepolisian membantah personelnya melepas tembakan di Lucknow. Namun seorang warga setempat menuturkan kepada Times of India bahwa putranya yang keluar rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari, terkena tembakan saat terjebak di tengah kerumunan demonstran.

Bentrokan terbaru pecah pada Jumat (20/12) waktu setempat, saat polisi berupaya mencegat ratusan orang yang bergerak di lokasi unjuk rasa. Polisi setempat melepaskan tembakan gas air mata dan menggunakan tongkat kayu untuk membubarkan kerumunan massa.

Otoritas India memberlakukan larangan berkumpul demi mencegah semakin meluasnya unjuk rasa dan bentrokan. Akses internet dan layanan pesan singkat juga sempat diblokir di beberapa wilayah, seperti Uttar Pradesh dan New Delhi.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads