Ketua Mayoritas Senat AS: Pemakzulan Trump Paling Tak Adil dalam Sejarah

Ketua Mayoritas Senat AS: Pemakzulan Trump Paling Tak Adil dalam Sejarah

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 20 Des 2019 10:26 WIB
Mitch McConnell (REUTERS/Leah Millis)
Washington DC - Ketua mayoritas Senat Amerika Serikat (AS) Mitch McConnell mengecam keras pemakzulan Presiden Donald Trump oleh House of Reprentatives (HOR) atau DPR AS. McConnell menyatakan kini saatnya bagi kalangan Republikan yang mendominasi Senat AS untuk 'memperbaiki ini'.

Seperti dilansir AFP, Jumat (20/12/2019), McConnell yang bicara di dalam ruang sidang Senat AS pada Kamis (19/12) waktu setempat, menyebut pemakzulan Trump yang diloloskan DPR AS -- yang didominasi Partai Demokrat -- merupakan pemakzulan 'paling tidak adil' dalam sejarah modern AS.

"(DPR AS) Telah melakukan penyelidikan pemakzulan paling tergesa-gesa, paling tidak menyeluruh dan paling tidak adil dalam sejarah modern," sebut McConnell.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini, sejauh ini, merupakan basis paling tipis bagi pemakzulan presiden yang diloloskan House (DPR) dalam sejarah Amerika. Sebuah faksi politik dalam House of Representatives (DPR) telah menyerah pada kemarahan partisan," imbuhnya.


Trump dimakzulkan atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS. Pemakzulan Trump diloloskan oleh DPR AS yang didominasi Partai Demokrat dalam voting pada Rabu (18/12) malam waktu setempat.

Dari DPR AS, proses pemakzulan akan bergulir ke Senat AS untuk kemudian disidangkan. Para senator AS nantinya akan memutuskan apakah Trump bersalah atas dua dakwaan pemakzulan tersebut dan pantas dimakzulkan.

Diketahui bahwa Senat AS didominasi oleh kalangan Republikan dengan komposisi kursi diduduki 53 Senator Republikan melawan 45 Senator Demokrat yang berkoalisi dengan dua senator independen. Kemungkinan besar, Senat AS diperkirakan akan membebaskan Trump dari dakwaan pemakzulan.




Pemakzulan Trump, Apa Dampak Bagi Indonesia?:



Disebutkan McConnell bahwa hanya akan ada satu hasil dari sidang pemakzulan di Senat AS nantinya. "Senat harus memperbaiki ini," ucap McConnell yang merupakan Senator mewakili negara bagian Kentucky.

"Hanya akan ada satu hasil yang sesuai dengan kekurangan bukti, penyelidikan yang gagal, kasus yang serampangan. Hanya satu hasil yang sesuai dengan fakta bahwa tuduhan-tuduhan itu tidak koheren secara konstitusional," tegasnya.

"Tugas Senat sangat jelas. Ketika saatnya tiba, kita harus menjalankannya," ujar McConnell dalam pernyataannya.


Secara terpisah, ketua minoritas Senat AS Chuck Schumer, membalikkan kata-kata McConnell untuk menyerangnya. "Ketua McConnell sedang merencanakan sidang pemakzulan paling tergesa-gesa, paling tidak menyeluruh dan paling tidak adil dalam sejarah modern," sebut Schumer.

Disebutkan Schumer bahwa McConnell mencegah kalangan Demokrat untuk memanggil saksi-saksi untuk sidang pemakzulan di Senat nantinya. "Saksi-saksi yang kami ajukan merupakan para pejabat yang ditunjuk Trump. Mereka bukan Demokrat," ucap Schumer yang merupakan Senator Demokrat yang mewakili negara bagian New York.

"Kami tidak tahu apakah keterangan mereka akan membebaskan presiden atau memberatkannya tapi keterangan mereka harus didengar. Tujuan kami di Senat, di atas segalanya, adalah agar persidangan berlangsung adil dan cepat," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan belum akan meneruskan dakwaan pemakzulan Trump ke Senat AS agar bisa segera disidangkan. Pelosi menyatakan pihaknya menunggu kepastian soal cara Senat AS menggelar sidang pemakzulan Trump sebelum meneruskan dakwaan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads