Tiba sekitar pukul 16.30 Wita di lokasi Bandara, mantan Dirut Jakarta Propertindo itu langsung disambut Kepala Bandara Dodi Dharma Chayadi.
Bandara APT Pranoto terletak tak jauh dari pusat Kota Samarinda dan akan jadi pengganti Bandara Temindung, Samarinda, yang kerap banjir dan tak bisa lagi dikembangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan mengetahui masalah di bandara ini, tapi kalau dilihat dari penumpangnya, bagus. 4.000 dalam sehari berarti lebih dari 1 juta penumpang dalam setahun," ucapnya saat meninjau bandara tersebut, Rabu (18/12/2019).
Meski demikian, ada sejumlah permasalahan yang harus diselesaikan di Bandara APT Pranoto. Salah satunya, struktur tanah bandara yang rentan mengalami penurunan karena berada di atas lahan gambut.
Bandara APT Pranoto memiliki runway 2.250 x 45 meter, taxiway 173 x 23 meter, dan hanggar seluas 36.342,4 meter persegi.
"Saya inventarisasi dan saya mendapatkan informasi bahwa lahan gambut itu sangat sensitif apabila ada genangan air. Karena dia akan bonyok dan dia bisa menurun," jelasnya.
Lantaran itulah, Menhub bilang, kementeriannya bakal langsung berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan memanggil sejumlah ahli untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Bagaimana solusinya. Kita bikin drainase, kolam penampungan sehingga air tidak ke sana," jelasnya.
Budi juga menyempatkan diri berkeliling di beberapa sisi bandara yang luasnya lebih dari 13 hektare tersebut.
Beberapa tempat yang ia pantau antara lain sarana gedung administrasi dan bangunan air traffic control atau ACT. (prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini