Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan peristiwa ini. Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, mengatakan semestinya muslim menerapkan nilai-nilai Islam yang penuh persaudaraan.
"Sebagai muslim kita harus mengimplementasikan nilai-nilai Islam, yang penuh persaudaraan," kata Asrotun lewat pesan singkat, Rabu (11/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asrorun yang juga kader NU--induk organisasi Banser--mengingatkan untuk tidak terprovokasi. Dalam video yang viral, tampak kedua anggota Banser tetap tenang dan tak terprovokasi meski orang yang mempersekusi tersebut memaki dan mengolok-olok mereka.
"Jika ada hasutan jangan terprovokasi," ujar dia.
![]() |
Peristiwa ini diharapkan tak memicu terjadinya gesekan horizontal. Asrorun mengatakan perlu sikap saling menghargai untuk mencegah terjadinya gesekan. Sikap menghargai perbedaan juga diajarkan dalam Islam.
"Islam menekankan pentingnya nilai kebersamaan dan menghargai perbedaan. Perbedaan adalah sunnatullah," ujar dia.
Asrorun mengatakan setiap warga negara bertanggung jawab untuk menjaga harmoni sosial dan ketertiban serta kerukunan. Dia mengingatkan untuk menyikapi perbedaan dengan kedewasaan.
"Setiap warga negara punya tanggung jawab untuk menjaga harmoni sosial dan ketertiban serta kerukunan. Ada koridor hukum dan etika yang harus dipedomani. Jika ada pelanggaran hukum, makan aparat hukum akan bekerja secara profesional. Peristiwa ini menjadi pelajaran, bahwa kita sebagai sesama anak bangsa bertanggung jawab menjaga kerukunan dan kedamaian," kata Asrorun.
Tonton juga Warga Segel Kantor MUI di Kendari, Kenapa? :
Sebelumnya diberitakan, dua anggota Banser dipersekusi seseorang hingga dicap kafir gegara menolak dipaksa mengucapkan takbir. Video berdurasi 1 menit 2 detik peristiwa ini viral di medsos. Dalam video tersebut tampak dua anggota Banser mengenakan seragam bicara dengan seseorang yang merekam video sambil menunjuk-nunjuk mereka.
Video itu diawali makian 'monyet' yang dilontarkan pelaku persekusi untuk bertanya e-KTP kedua anggota Banser itu. Salah satu anggota Banser tersebut tampak bertanya balik alasan pria yang kemudian terlihat mengenakan kaus dan topi hitam itu mempertanyakan e-KTP mereka. Percakapan kemudian berlanjut dengan mempertanyakan alasan dua anggota Banser berada di Jakarta. Dalam video itu, tampak percakapan itu terjadi di seberang sebuah toko roti.
Anggota Banser itu kemudian menjawab keberadaan mereka di Jakarta terkait Gus Muwafiq. Orang yang merekam video itu kemudian meminta dua anggota Banser tersebut mengucap takbir, tapi anggota Banser itu mempertanyakan alasan dia harus mengucap takbir saat itu. Terduga pelaku persekusi menyebut kedua anggota Banser tersebut kafir karena menolak mengucapkan takbir.
Kapolres Jaksel Kombes Bastoni Purnama mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (10/12) sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa terjadi di Jalan Ciputat Raya I Nomor 61, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jaksel. Bastoni menyebut dua korban berinisial ES dan WS sedang mengendarai sepeda motor dari arah Pasar Jumat menuju Depok. Namun ada beberapa orang yang mengikuti korban. Kemudian pelaku melontarkan kata-kata kasar kepada korban.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini