Klaten - Belasan ular
king cobra bikin resah Sarmiati (38), pemilik warung mi ayam di Dusun Grembyang, Desa Karangwungu, Kecamatan Karangdowo,
Klaten. Sebab, warung mi ayamnya diteror belasan ular kobra yang datang selama sepekan berturut-turut.
"Awalnya dikira ular biasa, tapi saat mau dipukul, berdiri dan mengembang kepalanya, kami takut. Sementara tutup dulu, apalagi di rumah banyak tumpukan kain," kata Sarmiati kepada
detikcom, Senin (9/12/2019).
Sarmiati menuturkan ada sekitar 13 ekor ular yang ditemukan di warungnya. Ular-ular itu berukuran 30-50 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak Senin pekan lalu terus ditemukan. Setiap hari ada dua ekor sampai total enam ekor berhasil kami matikan, tapi ada lagi," bebernya.
Sarmiati pun sudah menangkap dan membunuh enam ular
king cobra yang dia temukan. Dia juga terpaksa menutup warungnya untuk sementara karena takut diserang ular berbisa itu.
"Awalnya dikira ular biasa, tapi saat mau dipukul, berdiri dan mengembang kepalanya, kami takut. Sementara tutup dulu, apalagi di rumah banyak tumpukan kain," terangnya.
Temuan ini juga bikin gelisah tetangga Sarmiati, Manto. Manto bahkan sempat melihat ular berbisa itu masuk ke warung milik Sarmiati.
"Terakhir saya masih melihat satu ekor hendak masuk warung mi sebelah pada Minggu (8/12) sore. Padahal sebelumnya sudah belasan ekor ditemukan di warung mi sebelah," ujar Manto.
Petugas Damkar Pemkab Klaten pun turun tangan. Dari 13 ekor, enam di antaranya sudah dievakuasi.
Kasi Pemadam Kebakaran Kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran
Pemkab Klaten Sumino menegaskan belasan ular tersebut merupakan
king cobra.
"Iya, kalau itu
king cobra, kalau dilihat sekilas ada kuning di lehernya. Yang diamankan ada enam (ekor
king cobra)," kata Sumino.
Warung mi ayam Sarmiati terpaksa ditutup sementara gegara teror king cobra (Achmad Syauqi/ detikcom) |
Pihaknya mempertimbangkan untuk melepasliarkan ular
king cobra yang sudah meneror warung mi ayam milik Sarmiati itu. Dia juga berpesan agar ular itu tak dibunuh.
"Saya pesan sama teman-teman yang di lapangan supaya diberi hidup dulu, jangan dimatikan. Nanti bisa dipindah tempat ke tepi sawah atau sungai. Di televisi juga banyak kasus itu," tuturnya.
"Akan kami kondisikan teman yang di lapangan. Tapi kalau sudah sangat membahayakan, ya saya setuju saja dimatikan. Tapi detailnya yang tahu teman-teman di lapangan karena yang sudah ikut pelatihan," ucapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini