"Seorang pemimpin sebetulnya harus memberi contoh penting tentang kesederhanaan. Rubicon kan masuk mobil mewah. Oleh karena itu, saya kira mestinya Bupati (Karanganyar) tidak perlu menggunakan mobil mewah itu, sekalipun (itu) hak dia," ucapnya saat dihubungi detikcom melalui telepon, Sabtu (7/12/2019).
"Dan saya kira bukan soal mampu tidaknya, bukan sekadar hak boleh tidaknya. Tapi sekadar soal komitmen membangun keteladanan seorang pemimpin yang harus hidup tidak perlu menggunakan mobil mewah," sambung Arie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, lanjutnya, saat ini pemerintah dituntut untuk memberi keteladanan di tengah upaya membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan melayani rakyat. Salah satu keteladanan itu adalah pejabat harus hidup secara sederhana.
"Mestinya tidak perlu (mobil) mewah, (mobil) biasa saja tapi fungsional. Tapi kalau mobil (mewah) itu dibeli dengan kantongnya sendiri sih, beda ya," katanya.
"Oleh karena itu, sebaiknya pejabat-pejabat itu menghindari kontroversi kayak gini, supaya pesan memberi keteladanan soal hidup tidak harus mewah itu sampai (ke masyarakat)," imbuh Arie.
Arie juga menyoroti alasan pembelian mobdin mewah karena menyesuaikan kondisi jalanan di Kabupaten Karanganyar. Menurutnya, alasan itu terlalu berlebihan.
"Kalau menggunakan (Rubicon) karena alasan jalan, dan sebagainya, selama ini kan sudah lama jalannya seperti itu, dan semakin baik kan sekarang jalannya, (jadi) jangan dijadikan alasan untuk membeli mobil (dinas) mewah," ucapnya.
Diberitakan, Bupati Karanganyar Juliyatmono akan segera mendapatkan mobil dinas Rubicon seharga Rp 1,989 miliar. Juliyatmono menyebut Rubicon cocok dengan kondisi geografis Karanganyar yang terletak di lereng Gunung Lawu.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini