90 Persen Trotoar di Kudus Disebut Tak Ramah Difabel

90 Persen Trotoar di Kudus Disebut Tak Ramah Difabel

Akrom Hazami - detikNews
Jumat, 06 Des 2019 15:38 WIB
Salah satu trotoar di Kudus, Jumat (6/12/2019). (Akrom Hazami/detikcom)
Kudus - Kalangan penyandang cacat yang tergabung Forum Komunikasi Disabilitas Kudus (FKDK) mengeluhkan kondisi trotoar jalan raya di Kudus yang disebut tak ramah difabel. FKDK memperkirakan hanya ada 10 persen trotoar yang ramah bagi difabel.

"Perkiraan kami, trotoar yang ramah difabel 10 persen. Jadi 90 persen lainnya tidak, itu perkiraan kami," kata Ketua FKDK Rismawan Yulianto saat ditemui di wilayah Nganguk Pengapon, Kecamatan Kota, Kudus, Jumat (6/12/2019).


"Hampir seluruhnya belum ramah difabel. Tidak hanya trotoar di jalan kota, juga di pinggiran," lanjut Rismawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mencontohkan pembangunan trotoar di Jalan Bhakti. Di titik itu, ada bagian yang sudah selesai dibangun dan sebagian lainnya masih dalam proses. Di setiap trotoar sudah diberi guiding block atau jalur ramah difabel di bagian tengah. Itu ditandai dengan garis atau tanda warna kuning.

Namun, kata Rismawan, ada beberapa titik di tengah guiding block itu berdiri tiang listrik.

"Kalau tunanetra lewat situ, apa nggak nabrak tiang," keluhnya.

Dia yakin pengembang yang membangun trotoar tak paham dengan kegunaan jalur ramah difabel.

"Pengembang nggak tahu. Tahunya mungkin hiasan trotoar, makanya bangunnya ditabrakkan tiang," tuturnya.

"Setidaknya, kami para difabel diajak berembuk saat pembangunan trotoar. Jadi akan paham maksud ada tanda guiding block itu," ujarnya.

Dia juga menyayangkan ada trotoar yang dilengkapi jalur ramah difabel tapi malah jadi lahan dagang para pedagang kaki lima (PKL).

"Saya pernah jumpai tunanetra yang mau lewat trotoar, namun milih ke bawah atau di pinggir jalan. Sebab trotoarnya buat PKL. Kan ini membahayakan si tunanetra," tambah dia.


90 Persen Trotoar di Kudus Disebut Tak Ramah DifabelSalah satu trotoar di Kudus, Jumat (6/12/2019). (Akrom Hazami/detikcom)

"Bahkan trotoar lama itu kan licin dan nggak ada jalur ramah difabel. Ada kalangan difabel yang terpeleset saat melintas trotoar di depan RSUD, meski trotoarnya memang ada bidang miringnya," imbuh dia.

"Kudus masih jauh dari sebutan kabupaten inklusi," ucap Rismawan.

Terpisah, Kepala Bidang Tata Ruang dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kudus Harry Wibowo menjanjikan pihaknya akan memindahkan tiang yang berdiri di trotoar tersebut.

"Tiang itu akan kami pindahkan dari jalur trotoar itu," kata Harry saat dimintai konfirmasi melalui telepon.


Disebutkannya, pembangunan trotoar yang saat ini berlangsung ada di Jalan Bhakti, Jalan Menur, dan Jalan Pemuda.

"Anggarannya dengan pagu Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar," jelas dia.

Kaitannya masih ada trotoar yang licin, dia menjelaskan bahwa itu merupakan bangunan lama. Pihaknya ke depan akan membangun trotoar agar lebih ramah difabel secara bertahap.
Halaman 2 dari 2
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads