Para mantan pejuang kemerdekaan itu hendak menonton film. Biasanya tontonan veteran identik dengan film-film bergenre perang atau film perjuangan saat merebut kemerdekaan. Namun mereka menolak nonton film perang. Para veteran ini meminta pengelola memutarkan film komedi.
Penggambaran dalam film-film, panik, cemas, kesedihan, ketakutan, dikepung maut, dan lain sebagainya sudah mereka rasakan saat masa perjuangan dulu. Hari ini permintaan mereka cukup sederhana, bahagia saat berkumpul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Cuma butuh ketawa," ucap Didi.
Didi bersyukur permintaannya terkabul. Ia bersama anggotanya menonton film komedi. Kursi studio pun dipenuhi orang-orang bertopi oranye. "Terima kasih atas undangannya, kami merasa diakui," tutur Didi.
Menurut dia, LVRI merupakan salah satu organisasi yang tak pernah mengalami penambahan anggota. Semakin hari, anggota LVRI terus berkurang. Usia menjadi salah satu faktornya.
"Yang hadir di sini (menonton film) masih memiliki semangat, meski fisiknya sudah terseok-seok," ujar Didi.
Sementara itu, Direksi Grage Group Teguh Triatmodjo mengaku pihaknya selalu menggandeng veteran dalam setiap kegiatan perusahaannya. "Ini sudah menjadi tradisi, amanah pendiri Grage Group, jangan pernah meninggalkan veteran dalam setiap kegiatan," ucap Teguh.
![]() |
"Jadi mudah-mudahan kita bisa tertawa bersama. Di gedung bioskop ini kita ingin bergembira. Bisa membuat kita lebih bersemangat. Kegiatan ini bagian dari perayaan ulang tahun yang ke-23," kata Teguh.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini