Seperti dilansir Associated Press dan AFP, Senin (2/12/2019), Kepolisian Metropolitan London menyebut kedua korban tewas sebagai Saskia Jones (23) dan Jack Merritt (25). Jones diketahui berasal dari Warwickshire, West Midlands dan Merritt berasal dari Cambridgeshire, Inggris bagian timur.
Keluarga dari kedua korban tewas telah memberikan pernyataan kepada media terkait serangan teroris pada Jumat (29/11) lalu, yang merenggut nyawa orang tercinta mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meritt diketahui bekerja sebagai koordinator kuliah pada institut kriminologi University of Cambridge.
Program 'Learning Together' yang dimulai lima tahun lalu, merupakan program yang dirancang untuk mempertemukan mahasiswa dengan para narapidana untuk belajar kriminologi. Program ini bertujuan untuk mengurangi stigma dan marginalisasi yang dialami para narapidana.
![]() |
Pelaku serangan teroris di London Bridge yang bernama Usman Khan (28) diketahui merupakan salah satu partisipan program tersebut saat dia masih menjalani masa hukuman di penjara Whitemoor, Inggris bagian timur, atas kasus terorisme yang menjeratnya.
Khan yang bebas lebih awal pada Desember 2018, mendatangi acara yang digelar di dekat London Bridge pada Jumat (29/11) lalu. Disebutkan bahwa Khan mendapat izin untuk menghadiri acara tersebut. Namun ternyata dia datang sambil membawa dua pisau.
Disebutkan bahwa Khan menghadiri sesi sore ketika dia mulai menikam sejumlah orang. Dia ditembak mati polisi setelah menunjukkan dirinya memakai rompi peledak, yang belakangan diketahui palsu. Dia sempat diamankan sejumlah orang yang ada di lokasi acara tersebut, sebelum polisi datang.
Lima orang terkena tikaman Khan, dengan dua orang tewas dan tiga lainnya luka-luka. Salah satu korban luka merupakan seorang staf University of Cambridge. Kepolisian setempat meyakini Khan bertindak sendirian dalam aksinya yang ditetapkan sebagai 'serangan terorisme' oleh polisi Inggris.
![]() |
Acara yang digelar pada Jumat (29/11) lalu dimaksudkan untuk merayakan lima tahun berlangsungnya program 'Learning Together'.
"Apa yang seharusnya menjadi kesempatan membahagiakan untuk merayakan pencapaian program unik dan transformatif secara sosial ini, yang digelar oleh Institut Kriminologi, diganggu oleh sebuah tindak kriminal yang sangat buruk," ucap Wakil Rektor University of Cambridge, Stephen Toope.
Keluarga Jones menggambarkan sosoknya sebagai 'seseorang yang memiliki hasrat besar untuk mendukung para korban ketidakadilan kriminal, yang membawanya baru-baru ini melamar pada program rekrutmen lulusan kepolisian'. Menurut keluarganya, Jones ingin secara khusus mendukung para korban ketidakadilan.
Keluarga Merritt menyebut sosok pria berusia 25 tahun itu 'hidup dengan menjalankan prinsip-prinsip' 'meyakini penebusan dan rehabilitasi, bukan balas dendam, dan dia selalu memihak pada mereka yang tertindas'.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini