"Agar semua elite-elite politik harus memberikan komentar dan dorong yang sejuk. Elite sampai kader-kader di daerah, juga (di daerah) yang terbatas akses informasinya agar (masyarakat) tahu kalau para capres (di Pilpres 2019) sudah bersatu sekarang," kata Wasekjen Partai Golkar Maman Abdurahman kepada wartawan, Jumat (29/10/2019) malam.
Maman mengajak pendukung Jokowi dan Prabowo yang terbelah saat pilpres kemarin, untuk berfikir dan melakukan hal yang lebih produktif ke depan. Namun diakui Maman, tensi perang terkait dukungan politik pada Pilpres 2019 di dunia siber sulit diturunkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Surya Paloh Bicara Spekulasi di Pilpres 2024 di Kongres NasDem"
Salah satu cara untuk menurunkan tensi perang antarpendukung di media, menurut Maman, ialah dengan menertibkan akun-akun media sosial yang mengunggah konten-konten provokasi. "Penertiban, bagi akun-akun yang profokatif tentunya perlu ditindak tegas," tandas Maman.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang peserta program Mekaar binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) bernama Enu berceletuk ia rindu akan kehadiran Jokowi. Ia juga menyinggung nama Prabowo yang menjadi rival Jokowi di Pilpres 2019.
"Saya benar-benar kangen sama Pak Jokowi. Ibu-ibu semua kangen ya sama Pak Jokowi, iya, maunya dekat aja. Pak Jokowi gitu, saya benci Pak terus terang sama Pak Prabowo," ujar Enu di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (29/11).
Jokowi pun langsung mengingatkan Enu bahwa pilpres sudah usai. Ia pun meminta Enu hanya menyampaikan seputar Mekaar.
"Sebentar, ini sudah nggak kampanye loh, hati-hati. Sudah? Jadi ini urusan Mekaar. Ibu Enu apa pesan untuk ibu-ibu lain?" kata Jokowi.
Halaman 2 dari 2