"Baru 16 persen wilayah Indonesia yang masuk ke musim hujan hingga pertengahan November," kata Deputi Klimatologi BMKG, Adi Ripaldi, di Graha BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (29/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada wilayah yang tidak mendapatkan hujan lebih dari 200 hari atau mencapai hampir 7 bulan. Salah satunya daerah Rambangaru, NTT yang sudah 249 hari tidak mengalami hujan.
"Khusus di wilayah Banten utara, jalur pantura cukup panjang nggak ada hujannya. Jawa Timur bagian tengah dan timur itu cukup panjang nggak mendapatkan hujannya. Kita lihat belum merata ujan ini. Yang paling panjang (wilayah belum hujan) di wilayah Rambangaru di NTT 249 hari yang sudah nggak hujan lebih dari 8 bulan di wilayah tersebut," ujarnya.
Sementara itu, wilayah yang sudah mengalami hujan yang cukup intensif adalah Jawa bagian barat, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan DKI Jakarta sudah beberapa hari ini mengalami hujan meskipun belum intensif.
Adi menyebut terlambatnya musim hujan di Indonesia karena disebabkan faktor el nino dan dipole mode. Faktor tersebut mengakibatkan adanya daerah yang belum mengalami hujan hingga lebih dari 6 bulan.
"Harusnya angin musim kita di akhiri Oktober sudah mulai balik dari angin timuran jadi angin baratan. Jadi 2 faktor ini, suhu laut kita yang dingin, angin musimnya terlambat sehingga awal musim hujan kita terlambat hampir ada yang 1 bulan lebih. Itu memang sudah kita prediksi sebelumnya, itu akan terlambat sehingga harus waspada daerah yang kekeringan tadi. Sehingga tadi muncul beberapa kecamatan yang lebih dari 200 hari nggak ada hujan," ujarnya.
Simak Video "Ini Wilayah yang Diprediksi BMKG Bakal Turun Hujan di Awal November" (yld/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini