"Saat kami mengunjungi siswa ada murid yang menangis mengadukan bagaimana mereka mau sekolah karena buku dan seragam sudah habis semua. Ada juga yang orang tuanya sampai sakit karena memikirkan perlengkapan sekolah anaknya," kata guru SD 19 Sapan Salak, Tesa Aries, di Padang Aro, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (29/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kami coba lagi menghimpun dana untuk keperluan sekolah para murid," ucap Tesa.
Jalan ke Sapan Salak, katanya, memang sudah terbuka tetapi untuk pergi ke sekolah masih rawan sebab jalan licin dan banyak genangan air. Selain itu, ada lagi murid yang di Sungak Mampiang berjumlah tiga orang juga belum bisa keluar sebab longsor di sana juga parah. Kalau dari Jorong Manggih ke Sungai Mampiang, kata dia, jaraknya sekitar tiga kilometer dan sekarang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.
"Kami saja saat menjenguk siswa ke Sungai Mampiang butuh waktu 2,5 jam jalan kaki sebab kondisi longsor juga parah, material batu yang terbawa longsor besar-besar," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini