Jika Dihapus, UN Disarankan Diganti Asesmen Kompetensi Berkala

Jika Dihapus, UN Disarankan Diganti Asesmen Kompetensi Berkala

Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Kamis, 28 Nov 2019 16:54 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian (Situs Web DPR RI)
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim masih mengkaji soal penghapusan Ujian Nasional (UN). Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengatakan ada alternatif lain dalam melakukan pemetaan kualitas pendidikan melalui asesmen kepada siswa secara berkala.

"Adanya Ujian Nasional digunakan sebagai pemetaan dan standardisasi kompetensi siswa secara nasional. Namun demikian, sering kali Ujian Nasional memberikan tekanan dan beban yang berat, baik bagi siswa, orang tua murid, maupun guru. Di sisi lain, tetap diperlukan sebuah mekanisme pemetaan kompetensi siswa untuk mengetahui kemampuan anak-anak Indonesia saat ini. Oleh karena itu, saya mengusulkan, jika benar UN akan dihapuskan, perlu diadakan asesmen kompetensi siswa Indonesia secara berkala secara nasional. Hal ini bisa diadakan setahun sekali, atau sesuai yang dianggap perlu," kata Hetifah dalam keterangan tertulis, Kamis (28/11/2019).


Hetifah menuturkan masih banyak yang menganggap UN sebagai bentuk kompetensi. Padahal, menurut Hetifah, UN seharusnya digunakan sebagai bentuk pemetaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sering kali Ujian Nasional dijadikan ajang bagi sekolah-sekolah maupun pemerintah daerah untuk berlomba-lomba mendapatkan nilai tertinggi. Di satu sisi, hal ini baik karena dapat memicu semangat belajar siswa. Namun, di sisi lain, hal ini juga banyak berdampak negatif, seperti adanya tekanan dari Pemda terhadap sekolah, maraknya peredaran bocoran, dan bahkan kecurangan yang dibiarkan oleh oknum guru," jelas Hetifah.


Hetifah menjelaskan, diubahnya UN menjadi asesmen secara berkala akan menghindarkan siswa dari berbagai bentuk kecurangan. Dia berharap sekolah dan daerah bisa berlaku jujur dalam asesmen tersebut.

"Oleh karena itu, dengan dihapuskannya UN dan digantikan dengan asesmen berkala, diharapkan mindset seperti ini tidak akan ada lagi. Sekolah dan daerah diharapkan akan berusaha sejujur-jujurnya dalam pelaksanaan asesmen ini, karena justru sekolah dan daerah yang performa siswanya dianggap lebih buruk, akan mendapat bantuan program lebih banyak," terangnya.




Simak Video "Mendikbud Nadiem Kaji Penghapusan Ujian Nasional"



Anggaran dalam pelaksanaan UN juga menjadi sorotan, Hetifah meminta penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan agar penggunaan anggaran UN bisa lebih efisien. Dia berharap dengan teknologi, pemetaan kualitas pendidikan siswa juga bisa terpantau.

"Dengan memanfaatkan teknologi, diharapkan juga data yang terkumpul dapat menjadi sebuah big data yang memetakan kondisi pendidikan secara nasional dan dapat dimanfaatkan untuk melihat kebutuhan tiap daerah, melakukan pemerataan, serta untuk program-program lainnya," paparnya.


Sebelumnya, Nadiem menuturkan sedang mengkaji penghapusan UN. Namun ia belum menjelaskan lebih jauh hasil kajian tersebut.

"Itu (penghapusan UN) yang sedang kami kaji. Ditunggu kabarnya," ujat Nadiem di Ballroom The Ritz-Carlton Hotel Kuningan, Jakarta Selatan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads