Cerita Pilu Bocah di Padang Korban Pedofil Idap Kanker Rektum Stadium 4

Cerita Pilu Bocah di Padang Korban Pedofil Idap Kanker Rektum Stadium 4

Jeka Kampai - detikNews
Rabu, 27 Nov 2019 17:28 WIB
Ilutsrasi (Andhika Akbarayansyah/detikcom)
Jakarta - Bocah perempuan di Padang mengidap kanker rektum stadium 4 akibat menjadi korban pedofilia. Pelaku pencabulan kini dalam pengejaran polisi.

Cerita pilu korban pedofilia itu beredar luas di media sosial. Sejumlah pihak mendorong pelaku segera ditangkap dan menyerukan bantuan untuk biaya perawatan korban.

Salah satu pihak yang mendampingi kasus pedofilia itu adalah Komunitas Pemuda Padang Berhijrah. Wina Wahyuni selaku founder gerakan menjelaskan awal mula bocah perempuan di Padang itu dicabuli oleh pelaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kejadiannya dari tahun 2018, tapi korban ini belum ada cerita ke orang tuanya bahwa dia dicabuli, dicabuli ini udah sering, bukan sekali saja, udah sering karena yang melakukan tetangganya sendiri di rumah neneknya," kata Wina saat dihubungi, Rabu (27/11/2019).



Menurut Wina, korban sudah mulai sakit-sakitan sejak akhir 2018. Puncaknya, korban mengalami pendarahan hebat pada Maret 2019.

"Ketika itu orang tua awalnya nyangka itu menstruasi kan, ternyata bukan, karena darahnya bau dan udah berbulan-bulan sampai bulan Juni, tiga bulananlah, jadi setelah itu dibawa ke berobat ke bidan," ujar Wina.



Simak Video "Penculik Cabul di Kendari Divonis 20 Tahun Bui"




Setelah dibawa ke bidan, korban belum terbuka kepada keluarga mengenai kejadian sebenarnya. Korban tak mau menceritakan kejadian pencabulan itu karena diancam oleh pelaku.

"Namun akhirnya dia cerita semua dibongkar, semua dicabuli sama ini," ujar dia.

Beberapa hari setelah itu, kondisi korban semakin menurun. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Universitas Andalas.

"Bulan Juli dirawat selama 20 hari di sana sempat koma," imbuh dia.

Korban kemudian menjalani visum di rumah sakit tersebut. Pihak keluarga juga langsung melaporkan kejadian pencabulan itu ke polisi.



Namun, saat polisi bergerak melakukan penyelidikan, terduga pelaku kabur. Sampai saat ini belum ada keterangan mengenai keberadaan pelaku.

"Keluarga mulai ngadu ke polisi tapi ketika mencari saksi, memanggil saksi di sana pelaku kabur karena dia mendengar bahwa dia dilaporkan, di sana dia kabur," ujar dia.

Menurut Wina, pelaku ini merupakan tetangga rumah nenek korban. Korban kerap bertemu pelaku karena sering menawarkan jajanan gorengan. Korban diketahui sempat berjualan gorengan.

"Kalau gorengan tidak habis, neneknya bakal marah. Jadi gorengan ini dibeli sama orang yang cabul tadi asalkan tadi mau dicabuli, dipanggil dia," ujar dia.

Kondisi korban saat ini sudah tidak bisa berjalan. Rencananya, korban akan dibawa ke Jakarta tapi pihak rumah sakit tidak memberikan rujukan.

"Hari Jumat (rencananya ke Jakarta), di sini kami tidak mendapatkan rujukan," ujar dia.

Dalih pihak rumah sakit tidak memberikan rujukan karena korban merupakan pasien BPJS. Sedangkan jika dirujuk, korban harus dirawat di pelayanan umum.

"Kalau memang ke Jakarta, umum. (Tapi) kami percaya bakal ada jalan," imbuh dia.
Halaman 2 dari 3
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads