Latihan Silat Berujung Maut di Sragen

Round-Up

Latihan Silat Berujung Maut di Sragen

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 26 Nov 2019 19:09 WIB
Kasubbag Humas Polres Sragen AKP Harno, Selasa (26/11/2019). Foto: Andika Tarmy/detikcom
Sragen - Seorang bocah berinisial MAM (13) tewas setelah ditendang oleh seniornya saat latihan silat di sebuah perguruan silat di Sragen, Minggu (24/11). Sang senior, F (16), kini ditetapkan sebagai tersangka.

"Sudah kami tetapkan sebagai tersangka. Kemarin menjalani pemeriksaan dari pagi sampai sore. Dan kepada yang bersangkutan kami lakukan penahanan," ujar Kasubbag Humas Polres Sragen AKP Harno saat dihubungi detikcom, Selasa (26/11/2019).

Kepada polisi, F mengakui telah menendang MAM, tapi tak ada niat membunuh korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun visum menunjukkan tekanan dari tendangan itulah yang menyebabkan meninggalnya korban," terang Harno.


Selain menetapkan F sebagai tersangka, polisi telah memeriksa tujuh orang saksi yang merupakan rekan pelaku dan korban. Mereka diperiksa oleh penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sragen sejak Senin (25/11) pagi.

"Kami tanya seputar apa yang diketahui, apa yang didengar, apa yang dilihat. Itu baik dari rekan korban maupun rekan pelaku, supaya balance," kata Harno.

Karena masih berusia di bawah umur, sambungnya, polisi menjerat pelaku dengan pasal 80 ayat 3 juncto Pasal 76c UURI Nomor 23 Tahun 2014 tentang tindak pidana anak.

Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sragen, Jumbadi, angkat bicara terkait tewasnya MAM (13) setelah ditendang seniornya, F (16), saat latihan pada Minggu (24/11). Jumbadi menegaskan tidak ada kesengajaan dalam kejadian ini.

"Kemarin itu latihan standar saja, nggak ada latihan secara fisik terlalu berat. Hanya diberi aba-aba kongkong (kuda-kuda), kemudian tendangan ke perut," kata Jumbadi saat dihubungi wartawan, Selasa (26/11/2019).

Tendangan tersebut, lanjutnya, diajarkan secara teori dan praktik. Seluruh siswa harus mengetahui arah sasaran serta kegunaannya.

"Mungkin hanya kebetulan siswa kurang siap, baik kesiapan fisik maupun mental. Pas berangkat latihan perutnya kosong juga bisa. Biasanya setiap kita latihan selalu diawali dengan doa. Setelah itu, para siswa selalu ditanya, siapa yang sakit, siapa yang belum makan. Ditanya di depan lebih dulu," ujar Jumbadi.



Latihan perguruan silat PSHT di Sragen, beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa

Jumbadi melanjutkan perwakilan pengurus PSHT sudah mendatangi rumah korban untuk mengucapkan belasungkawa. Baik pengurus cabang, ranting, maupun masing-masing kelompok ranting memberikan santunan kepada pihak keluarga.

Pihaknya mengimbau agar pelatih lebih berhati-hati agar kejadian serupa tidak terulang.

"Imbauannya, kita harus lebih berhati-hati. Kalau memberikan latihan juga tidak dengan emosional. Harus lebih sabar dan lebih menyasar sesuai ajaran-ajaran di AD/ART," jelas Jumbadi.

F sendiri baru setahun disahkan menjadi warga PSHT. Ketua PSHT Ranting Gemolong Tarso mengungkapkan F memang tergolong warga baru di PSHT. Namun, berdasarkan tradisi di PSHT, warga yang sudah disahkan memang diperbolehkan melatih.

"Baru disahkan tahun kemarin. Kalau warga PSHT setelah disahkan, dia bisa melatih. Tinggal spesialisasi masing-masing. Kalau yang spesialis pelemasan, ya memberikan latihan pelemasan. Kalau spesialis senam jurus, ya memberikan latihan jurus. Tidak bisa (satu orang) mencakup semuanya," kata Tarso saat dihubungi wartawan, Selasa (26/11/2019).


Saat kejadian, lanjutnya, seluruh siswa sebenarnya diberi perintah dan perlakuan yang sama. Jajaran pelatih memberikan instruksi kepada seluruh siswa untuk memasang kuda-kuda sebelum mengatur tendangan.

"Itu semua siswa dapat (tendangan). Tapi baru dua yang ditendang. Yang pertama tidak apa-apa, yang kedua (korban) jatuh," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads