Begini Deal soal Kursi Ketum dengan Airlangga Versi Loyalis Bamsoet

Begini Deal soal Kursi Ketum dengan Airlangga Versi Loyalis Bamsoet

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Senin, 25 Nov 2019 16:55 WIB
Foto Bamsoet (Istimewa)
Jakarta - Juru bicara Bambang Soesatyo (Bamsoet), Sirajuddin Abdul Wahab, meminta pro-Airlangga tidak memanipulasi soal isu kesepakatan dengan petahana Airlangga Hartarto. Sirajuddin mengungkapkan detail kesepakatan yang dimaksud.

"Apa yang diungkapkan Bambang Soesatyo ke publik tentang beberapa fakta bahwa kesepakatan dirinya dengan Airlangga, hanya Bamsoet, Airlangga dan Tuhan yang tahu, seharusnya di luar dari itu tidak ada yang bisa membantah, apalagi menyampaikan ke publik sesuatu hal yang berkaitan dengan ada dan tidaknya kesepakatan tersebut," kata Sirajuddin Wahab dalam keterangan tertulis, Senin (25/11/2019).

"Sedangkan yang kami Tim Bamsoet pahami tentang kesepakatan antara Bamsoet dan Airlangga, di mana Bambang Soesatyo bersedia ditugaskan oleh Partai Golkar untuk menjadi Ketua MPR RI dan mendukung kebijakan ketua umum untuk melaksanakan Munas pada bulan Desember 2019 nanti," imbuh dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal ini disampaikan Sirajuddin Wahab menanggapi Adies Kadir. Menurutnya, Adies Kadir salah menafsirkan bentuk kesepakatan itu.

"Cara pandang Adies Kadir yang terlalu permisif dengan memaknai kesepakatan yang dilakukan oleh Bamsoet untuk mendukung Airlangga menjadi Ketua Umum kembali dan Bamsoet dia anggap mundur sebagai calon ketua umum DPP Partai Golkar dalam kontestasi pada Munas Desember 2019," jelas Sirajuddin.

Sirajuddin lanjut mengungkapkan 'gentlemen agreement' yang disampaikan Bamsoet. Menurutnya, itu hanya soal komitmen secara kesatria untuk rehat sejenak menjelang pelantikan Presiden-Wakil Presiden, Oktober lalu, sehingga Bamsoet sebagai caketum yang juga dalam posisi Ketua DPR RI saat itu mengambil keputusan politik untuk 'cooling down'.

"Justru sikap kenegarawanan yang diambil oleh Bamsoet harus kita apresiasi karena Bamsoet lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun kelompok," imbuh Sirajuddin.


Dalam masa 'cooling down' yang diputuskan oleh Bamsoet, katanya, disampaikan syarat-syarat yang harus dipenuhi Airlangga, yakni merangkul para pendukung Bamsoet, terutama dalam penyusunan AKD (Alat Kelengkapan Dewan). Menurutnya, apa yang disepakati tersebut tak kunjung terlaksana dan yang terjadi malah dekonsiliasi.

"Hentikan perilaku tuding menuding dan kemunafikan, tidak baik bagi masa depan Partai Golkar. Berikan pendidikan politik yang baik pada kader dan seluruh rakyat Indonesia, tradisi demokrasi yang tumbuh berkembang dalam tradisi Partai Golkar jangan dibunuh hanya untuk kepentingan kekuasaan semata," kata Sirajuddin.


Simak Video "Pengamat Soal Bursa Ketum Golkar: Airlangga di Atas Angin, tapi..."

[Gambas:Video 20detik]

(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads