MUI: Standardisasi Bukan Pemilahan Dai Pemerintah atau Masyarakat

MUI: Standardisasi Bukan Pemilahan Dai Pemerintah atau Masyarakat

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Senin, 25 Nov 2019 15:33 WIB
Standardisasi Dai di MUI (Lisye/detikcom)
Jakarta - Ketua Majelis Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Cholil Nafis memberikan pengarahan pada program standardisasi dai di Kantor Pusat MUI. Cholil menegaskan program tersebut bukanlah pemisahan antara dai pemerintah dan dai masyarakat.

"Saya sedikit mengulang yang tadi pagi saya sampaikan bahwa pertemuan ini adalah silaturahim. Tidak ada pembatasan, tidak ada pemilahan dai pemerintah atau dai masyarakat. Ini adalah dainya umat Islam. Tidak ada pembatasan apa yang mau disampaikan, silakan explore diri masing-masing," ujar Cholil saat memberikan materi di standardisasi dai di Kantor Pusat MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).


Cholil mengatakan ada tiga hal pokok yang menjadi acuan bagi dai dalam melakukan dakwah yaitu sesuai dengan ajaran Nabi, menjaga NKRI, dan merawat hubungan antar-umat islam. Sementara itu, MUI juga memberikan kerangka acuan kerja atau TOR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya batasan ada tiga, ahlussunnah wal jamaah, NKRI, dan metode yang menjaga uhkuwah islamiyah. Oleh karena itu, ini kita akan menyampaikan soal Islam wasathi yang menjadi pokok dari TOR kita bersama," lanjutnya

Cholil juga berpesan kepada dai supaya berlaku adil dalam menyampaikan materi ceramah. Jangan sampai ceramah agama itu dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Ayuk kita wasathi, kita itu menjadi adil, jangan sampai karena benci kita tidak adil. Karena kebencian apa yang dikatakan itu salah. Tapi sebaliknya jangan sampai karena senang semua yang disampaikan itu tidak pernah salah. Kita harusnya kembali pada objektivitas adil," ucapnya.

"Yang benar kita dukung, yang salah iya kita harus kritik. Jangan sampai kita ini semuanya bagian dari pemerintah kita tolak, atau semuanya di pemerintahan kita terima. Di kelompok kita juga begitu, yang dari kelompok kita, kita terima semua, dari kelompok lain salah semua. Kita ingin di MUI ini berbaur semuanya karena apa? karena kita satu syahadat satu arah kiblat," imbuhnya.


Cholil mengatakan saat ini kendala yang tengah dihadapi dalam dakwah adalah perbedaan pemahaman sehingga program standardisasi dai diharapkan dapat mengurangi perbedaan itu demi menjaga persatuan bangsa.

"Kenapa masyarakat kita masih sulit untuk bersatu padahal sama-sama ingin dakwah. Untuk akhir-akhir ini sering kali kita direpotkan di internal kita, karena paham keagamaan yang berbeda. Kita ingin mengajak perbedaan di antara kita, kalau sebisa kita, kita minimalisir yang kita ambil persatuan kita," kata dia.
Halaman 2 dari 1
(lir/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads