Eka Priyatna, guru di SMPN 5 Cimahi, mengatakan sejauh ini kurikulum yang berlaku mempunyai visi mengubah cara berpikir siswa menjadi kritis, kreatif, dan solutif. Namun, sayang, hal itu terganjal oleh faktor administratif yang berbelit.
Setiap kali mengajar, Eka harus menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kegiatan belajar-mengajar (KBM) setiap hari. Terkadang tugas itu ia kerjakan hingga lembur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tatang, guru SMPN 9 Cimahi, berharap Nadiem mengubah RPP menjadi lebih ringkas dan sederhana, namun tetap menekankan inti pembelajaran.
"Dibuat skenarionya seperti itu, kadang beban guru disamakan dengan ASN lainnya. Padahal yang kami hadapi itu anak yang perlu sisi afeksi. Secara global sudah tercakupi, tapi baiknya dimodifikasi agar lebih ringkas," ujarnya.
"Modul RPP yang jumlahnya berlembar-lembar halaman bisa diringkas menjadi beberapa lembar saja dengan tak mengurangi esensinya," ucapnya.
Aspirasi juga disampaikan Tian dan Mia, dua guru pendidikan anak usia dini (PAUD). Mereka berharap banyak kepada Nadiem Makarim untuk mengubah paradigma pendidikan.
"Jadi pembelajaran itu bukan hanya soal transfer ilmu, tapi anak juga diajak berdiskusi," kata Tian.
Sementara itu, Mia, yang juga merupakan orang tua, berharap pemerintah membenahi sistem zonasi. "Memang tujuannya bagus untuk meratakan pendidikan, tapi kasihan anak yang ingin belajar di sekolah A atau B nggak bisa masuk meski nilainya memadai," katanya.
Tonton juga video Ini Pidato Mendikbud Nadiem di Hari Guru Nasional:
(tro/tro)