"Sekarang banyak yang khawatir, jangan-jangan yang terlahir bukan 'the dream team (tim impian)', melainkan 'the dreaming team (tim pemimpi)'. Bukan 'out of the box (di luar kebiasaan)', tetapi 'out of the track (keluar jalur)'," kata politikus PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian merupakan konsekuensi dari pernyataan Presiden yang menggebu-gebu soal efisiensi, kinerja, inovasi, keberanian keluar dari kebiasaan usang, dan sejenisnya. Apalagi yang sedang kita hadapi adalah kompetisi, globalisasi, dan ancaman resesi. Rangkaian pernyataan Presiden ditafsirkan menjanjikan tim yang ramping, lincah, dan produktif," tutur Hendrawan.
Meski demikian, kekhawatiran itu tak perlu dirisaukan berlebihan. Dia meminta semua pihak yang khawatir bersabar melihat kinerja orang-orang baru yang jumlahnya banyak itu.
"Untuk fair-nya, kita harus bersabar. Kita tunggu orkestrasi yang sedang disiapkan. Kita cermati koordinasi dan sinergitas yang sedang dibangun. Kita tunggu inovasi kelembagaan dan kebiasaan, struktur, dan kultur yang sedang diupayakan," kata Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR ini.
Stafsus Milenial Jokowi, PKS Berharap Bukan Hanya Gimik:
Soal kritik terhadap banyaknya orang di sekitar Jokowi, sebelumnya PKS berharap eksistensi para anak muda di sekitar Jokowi, yakni sebagai staf khusus, bukan sekadar gimik semata. Namun, menurutnya, orang-orang di sekitar Jokowi sudah terlalu banyak.
"Ada catatan pertama adalah lembaga kepresidenan kalau kita lihat desainnya, itu sudah sangat tambun sekali. Ada Mensesneg, ada KSP, dan sejumlah deputi-deputinya, ada utusan khusus, ada Wantimpres. Sekarang ditambah lagi 14 stafsus, coba bayangin Seskab, Setneg, Wantimpres, dan 14 stafsus tambun sekali," kata juru bicara PKS Muhammad Kholid dalam diskusi Polemik dengan tema 'Efek Milenial' di Lingkaran Istana' di Hotel Ibis Tamarin, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11) kemarin.
![]() |
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini