Baghdad - Korban tewas dalam bentrokan terbaru yang pecah saat unjuk rasa di Baghdad,
Irak, bertambah menjadi 8 orang. Sedikitnya 90 orang lainnya mengalami luka-luka dalam salah satu bentrokan paling sengit antara demonstran antipemerintah dengan pasukan keamanan Irak dalam beberapa hari terakhir.
Seperti dilansir
Associated Press, Jumat (22/11/2019), otoritas Irak menyebut delapan orang itu tewas dalam bentrokan yang terjadi pada Kamis (21/11) waktu setempat.
Unjuk rasa terus berlanjut untuk memprotes korupsi pemerintah dan buruknya layanan publik di negara kaya minyak itu.
Sejumlah pejabat keamanan dan otoritas rumah sakit setempat menyebut satu demonstran tewas saat pasukan keamanan melemparkan '
sound bom' atau semacam granat kejut ke arah demonstran di jembatan Sinak,
Baghdad, pada Kamis (21/11) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentrokan sebelumnya pecah di Jalan Rasheed, Baghdad, sebuah pusat budaya yang dikenal dengan gedung-gedung tua, dan di jembatan Ahrar. Pasukan keamanan menembakkan amunisi tajam, gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan demonstran.
Para demonstran menduduki sebagian dari tiga jembatan utama di Baghdad, yakni Sinak, Ahrar dan Jumurhiya, yang mengarah ke kawasan Zona Hijau yang dikawal sangat ketat. Zona Hijau diketahui menjadi lokasi gedung pemerintahan Irak dan berbagai kedutaan besar dari berbagai negara. Pasukan keamanan Irak dikerahkan ke sisi lainnya pada jembatan tersebut untuk mencegah demonstran memasuki kawasan Zona Hijau.
Otoritas setempat menyebut dua demonstran lainnya tewas setelah terkena tabung gas air mata dan satu demonstran tewas terkena peluru tajam dalam bentrokan di Jalan Rasheed.
Demonstran Irak menduduki Jembatan Sinak yang mengarah ke zona penting di Baghdad Foto: AP Photo/Hadi Mizban |
Empat demonstran dilaporkan tewas dalam bentrokan sengit di dekat jembatan Ahrar dan Sinak pada Kamis (21/11) pagi waktu setempat.
Tenda-tenda didirikan di bawah jembatan juga di Alun-alun Tahrir, yang menjadi pusat unjuk rasa antipemerintah. Tenda-tenda itu digunakan oleh para relawan kemanusiaan untuk merawat para korban luka, dengan beberapa terkena serpihan tabung gas air mata dan yang lain terkena peluru tajam.
"Sekitar pukul 01.30 waktu setempat, penembakan dimulai dengan amunisi tajam, gas air mata dan granat suara," tutur salah satu relawan yang enggan disebut namanya. Relawan ini menyebut beberapa orang terluka akibat peluru dan mengalami gangguan pernapasan.
Terlepas dari lokasi-lokasi itu, bentrokan juga berlangsung semalaman di kota suci Syiah, Karbala, yang ada di sebelah selatan Baghdad. Demonstran melemparkan bom molotov ke arah pasukan keamanan, sementara polisi antihuru-hara merespons dengan melemparkan batu ke arah demonstran.
Sedikitnya 320 demonstran tewas dan ribuan orang lainnya luka-luka sejak unjuk rasa digelar pada 1 Oktober lalu. Para demonstran turun ke jalanan untuk memprotes korupsi pemerintah yang meluas, kurangnya lapangan kerja dan layanan publik yang buruk, termasuk pemotongan suplai listrik.
Sejauh ini para demonstran menolak proposal pemerintah untuk reformasi ekonomi dan konstitusional. Demonstran malah menyerukan agar seluruh pemimpin politik Irak mundur, termasuk Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini