Kepala Dinas Pariwisata Kota Pagaralam Syamsul Bahri mengatakan pembatasan dilakukan sebagai bentuk antisipasi. Terlebih ada kasus wisatawan asal Sekayu, Irfan mengalami luka diserang harimau.
"Iya, kita batasi pengunjung untuk tidak berkemah atau nginap di taman wisata Gunung Dempo. Artinya kunjungan tak boleh sampai malam," terang Syamsul kepada wartawan, Kamis (21/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, warga dan wisatawan juga dilarang berkunjung ke kawasan Tugu Rimau. Sebab lokasi itu menjadi salah satu tempat yang saat ini rawan.
Pembatasan ini, lanjut Syamsul, masih belum diketahui oleh masyarakat. Bahkan mereka terus menunggu perkembangan dari BKSDA Sumsel untuk situasi terkini keberadaan harimau.
"Wisata masih diperkenankan apabila hendak berkeliling kebun teh atau ke Dempo Park. Tapi tetap harus berhati-hati," katanya.
Sementara itu Kepala Posko Basarnas Pagaralam, Alparis mengatakan bukan hanya kamping yang dilarang. Namun pendakian ke puncak Gunung Dempo juga ditutup.
"Pendakian kita tutup, sudah lama kita tutup sejak ada pendaki yang hilang di puncak dan ditemukan meninggal. Ini ada lagi kasus harimau, terpaksa kita tutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Alparis.
Diakui Alparis, puncak Gunung Dempo saat ini sudah steril dari para pendaki. Bahkan untuk keselamatan warga dan tokoh masyarakat menggelar doa di Kampung IV Gunung Dempo.
"Ini kami baru selesai doa bersama. Ada tokoh masyarakat, kapolres sampai pak walikota semua hadir. Doa keselamatan," katanya.
Diketahui, aktifitas di Gunung Dempo kini dibatasi karena seorang wisatawan asal Sekayu, Irfan diterkam harimau pada hari Sabtu (15/11). Irfan diserang harimau ketika sedang kamping bersama kelima rekannya.
Selain Irfan, ada pula petani bernama Wanto tewas diterkam harimau saat menebang pohon di kebun kopi. Dia tewas setelah lehernya robek diterkam harimau Sumatera, Minggu (17/11).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini