"Ini menjadi landasan tugas bagi mereka untuk membentuk pengurus (Partai Gelora) sampai tingkat paling bawah," kata Haris di Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (20/11/2019).
Ia mengungkapkan saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah anggota resmi yang telah terdaftar. Namun, dengan terbentuknya pengurus di tingkat kabupaten dan kota, dia optimistis Partai Gelora di Jabar akan mendapat perhatian masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"16 Desember akan me-launching aplikasi keanggotaan. Jadi bisa mendaftar di mana juga," ucap Haris.
Soal kehadiran mantan kader PKS di Partai Gelora, Haris mengakuinya. Bahkan, sambung dia, hampir di setiap kabupaten dan kota terdapat eks kader PKS yang memilih ikut bergabung dengan Partai Gelora.
"Mayoritas mantan PKS. Di setiap kabupaten dan kota selalu ada mantan PKS," katanya.
Banyaknya kader PKS yang berganti baju menjadi kader Partai Gelora, menurut dia, karena terjadi konflik ideologis. Kondisi itu membuat ketidaknyamanan dan kegelisahan dari sebagian kader.
"Ada konflik ideologis yang terjadi dengan PKS, yang membuat ada ketidaknyamanan dan kegelisahan dari sebagian kader," ujar Haris.
Ia meyakinkan bahwa Partai Gelora sangat berbeda dengan PKS. Dengan mengusung ideologi Islam Nasionalis, Haris yakin partainya akan mendapat sambutan positif di masyarakat.
"Ini sangat berbeda dengan PKS. Partai Gelora bukan untuk segmen terbatas. Kita tidak mengenal kiri, tengah, kanan. Ini satu akronim baru dalam perpolitikan," tutur Haris.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini