Klaten - Potensi material Gunung Merapi yang bisa terbawa aliran lahar hujan pada musim hujan tahun ini masih cukup besar. Sebanyak 3 juta meter kubik material bisa mengalir ke hulu-hulu sungai di bawahnya.
Perekayasa ahli madya seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Dewi Sri mengatakan potensi material masih cukup besar. Namun untuk menjadi lahar hujan harus ada syaratnya.
"Yang akan menjadi potensi material lahar hujan masih antara 2-3 juta meter kubik. Tapi tentu tidak akan turun semua," jelas Dewi usai memberi pelatihan tanggap bencana di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Rabu (20/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatihan diikuti unsur perangkat desa, relawan, tokoh masyarakat dan BPBD Pemkab Klaten.
Dewi menjelaskan, material yang terbentuk dari kubah lava baru tahun lalu sekitar 400.000 meter kubik. Namun material baru itu tidak seberapa jumlahnya sebab material lama sisa letusan 2010 dan sebelumnya juga masih banyak.
Jumlahnya totalnya antara 2-3 juta meter kubik dan bisa terbawa aliran air hujan. Namun untuk memperkirakan ada atau tidaknya lahar hujan, BPPTKG akan menunggu informasi BMKG. Terutama berkaitan informasi tentang curah hujannya. Apakah curah hujan normal ataukah nantinya di atas normal.
Ia mengatakan material di puncak bisa menjadi lahar memerlukan syarat. Syarat itu adalah curah hujan tinggi dan durasinya lama.
Mengingat potensi material itu tidak hanya material baru tetapi juga material lama, maka warga yang beraktivitas di Kali Gendol dan Woro harus tetap waspada.
Selain lahar hujan, masyarakat diminta waspada berkaitan letusan yang disertai guguran awan panas. Kejadian itu merupakan aktivitas membongkar kubah yang terus tumbuh sejak Agustus tahun lalu.
"Masyarakat harus tetap waspada sebab guguran dan letusan masih mungkin terus terjadi. Merapi masih waspada dan belum normal sehingga jarak 3 km tidak beraktivitas harus ditaati," tambahnya.
Gempa-gempa vulkanik yang terus terjadi merupakan akibat suplai magma yang terus terjadi. Gempa itu internal dan tidak berkaitan dengan penyebab lain.
Peneliti BPPTKG, Subandriyo menjelaskan jika melihat kubah lava saat ini maka material letusan mengarah ke tenggara. Wilayah tenggara bisa terpapar material letusan.
"Jika sejak tahun 1930 mengarah ke barat maka saat ini arah ke tenggara. Material bisa mencapai 300 juta meter kubik selama 130 tahun ke depan," katanya.
Menurut catatan selama kurun 130 tahun terjadi 30 kali letusan yang 90 persennya mengikuti arah bukaan kawah. Jika sekali letusan memuntahkan 1 juta meter kubik maka ada 300 juta meter kubik material yang mengarah ke tenggara.
Sebab letusan itu tidak bisa dikompromikan maka masyarakat tenggara harus selalu siap. Untuk itu pelatihan menghadapi bencana sangat diperlukan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini