LAPI ITB Teliti Pengeboman Gunung Bohong, Warga Minta Transparansi

LAPI ITB Teliti Pengeboman Gunung Bohong, Warga Minta Transparansi

Yudha Maulana - detikNews
Selasa, 19 Nov 2019 18:20 WIB
LAPI ITB teliti dampak pengeboman Gunung Bohong untuk kepentingan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Dok. LAPI ITB)
Bandung Barat - Tim dari Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB) meneliti dampak uji coba pengeboman Gunung Bohong ke perumahan warga di kompleks Tipar Silih Asih, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Sebelumnya, pengeboman dilakukan PT CREC untuk kepentingan pembangunan terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menerobos Gunung Bohong. Ratusan rumah rusak diduga akibat aktivitas pengeboman itu.

"Sementara kita juga mau membuat survei geolistrik sama survei penentuan GPS untuk memantau pergerakan tanah di lereng dekat rumah warga," ujar peneliti dari Tim LAPI ITB Simon Prassetyo, Selasa (19/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Survei tersebut dilakukan, ujar Simon, untuk mengeluarkan desain peledakan (blasting) yang aman.

"Kami diminta sebagai tim independen untuk menganalisis semua itu setelah kejadian (uji coba pengeboman). Jadi saya nggak bisa trace back sebelum kejadian itu seperti apa," ujarnya.
Dari hasil survei sementara, di lereng gunung tersebut terdapat bongkahan batu. Batu-batu tersebut akan dipecahkan menjadi bagian yang lebih kecil agar tak membahayakan warga.

"Tapi kita belum tahu uji coba peledakan itu dilakukan karena kita harus melakukan investigasi dulu," ucapnya.


Untuk memantau pergerakan tanah, pihaknya memasang GPS dan alat pengukur retakan (crackmeter) di beberapa rumah yang diduga terdampak pengeboman beberapa waktu lalu.

Ketua RW 13 Ahmad M Sutisna meminta para peneliti independen tersebut terbuka dalam menyampaikan hasil penelitian kepada warga. "Kalau bahaya ya katakan bahaya, kalau aman ya katakan aman," kata Ahmad.

LAPI ITB Teliti Pengeboman Gunung Bohong, Warga Minta TransparansiFoto: Dok. LAPI ITB
Didik Setyobudi (53), warga lainnya, juga menginginkan agar ada keterbukaan dari peneliti.

"Itu agar tidak ada rekayasa. Menurut saya, yang penting bukan masalah pemasangan alatnya, tetapi posisi alat peledak itu nanti ada di mana, kalau jauh dari lokasi proyek percuma saja ya," kata dia.
Halaman 2 dari 2
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads