"Jadi MUI sebaiknya mengundang Ibu Sukma untuk mendengar penjelasannya langsung. Juga mengundang pihak Divisi Humas Mabes Polri selaku penyelenggara supaya clear masalahnya. Karena ini kan, seperti Ibu Sukma katakan, ini kerjaan orang iseng, memotong-motong itu, kemudian menyebarkan," kata Petrus, kepada wartawan, Selasa (19/11/2019).
Petrus menegaskan, kliennya siap hadir jika diundang untuk memberikan penjelasan. Apalagi, menurut dia, video yang viral soal pernyataan Sukmawati merupakan hasil editan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karenanya, kuasa hukum Sukmawati juga meminta Polri untuk mencari tahu siapa yang melakukan editing dan menyebarkan video ke ranah publik.
"Jadi sebetulnya baik pihak Ibu Sukma, kuasa hukum, bahkan MUI, harus sama-sama kita cari siapa yang menyebarkan itu, karena kalau smeua pihak membaca dan mendengarkan rekaman itu secara lengkap maka apa yang disampaikan Ibu Sukma itu kan hal-hal yang positif, hal yang dia sekadar mengingatkan kita tak boleh lupa kepada nilai-nilai perjuangan para pahlawan kita. Itulah dia mengangkat, dia menyebut nama Ir Sukarno Bung Hatta," tuturnya.
Petrus mengatakan, jika dalam video versi lengkap, konteks pembicaraan Sukmawati membahas proses perekrutan calon teroris. Dalam forum diskusi itu, lanjut dia, Sukmawati hanya mengulang informasi yang diketahui.
"Jadi bukan dia menyampaikan pandangan bahwa antara Alquran dan Pancasila itu lebih baik atau sebaliknya, tapi dia mengulangi dalam diskusi itu bahwa dia dengar bahwa kelompok radikal dalam merekrut pemula diawali pertanyaan seperti itu. Dan itu bukan soal baru, banyak eks teroris bersaksi bahwa rata-rata itu dipertanyakan pada dua soal itu," imbuhnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini