Rapat internal tersebut berlangsung selama 2 jam, mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB di Istana Wapres. Rapat dihadiri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Fachrul Razi Batubara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Wakil Kepala Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, dan Kepala BNPT Suhardi Alius.
"Rapat tadi bagaimana membuat strategi yang lebih komprehensif dalam menghadapi terorisme dan radikalisme. Pak Wapres meminta masukan sekaligus berdiskusi mengenai pembuatan grand design, strategi yang lebih komprehensif dalam menghadapi khususnya terorisme," kata Tito Karnavian seusai rapat di Istana Wapres, seperti dilansir Antara, Jumat (15/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menjelaskan bahwa penanggulangan terorisme dan penanganan radikalisme memerlukan upaya preventif. Upaya itu perlu dibarengi penegakan hukum yang tegas bagi pelaku teror ataupun terduga teroris.
Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, lanjut Tito, diperlukan kerja sama lintas sektoral yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian terkait dengan penanggulangan terorisme.
"Strategi pencegahannya melibatkan banyak sekali stakeholder, baik pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, maupun Kementerian Sosial," katanya.
Selain itu, upaya pencegahan dengan melakukan deradikalisasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang pernah mengikuti kegiatan kelompok radikal di Suriah dan negara lain serta ingin kembali ke Indonesia. Upaya penanggulangan terorisme yang melibatkan banyak K/L tersebut, kata dia, akan dikoordinasikan langsung oleh BNPT di bawah komando langsung Wapres Ma'ruf Amin.
Simak juga video "Imbauan Ma'ruf Waspadai Ancaman Terorisme: Kecurigaan Itu Perlu" :
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini